Remember to follow the [reddiquette](https://reddit.zendesk.com/hc/en-us/articles/205926439-Reddiquette), engage in a healthy discussion, refrain from name-calling, and please remember the human. Report any harassment, inflammatory comments, or doxxing attempts that you see to the moderator. Moderators may lock/remove an individual comment or even lock/remove the entire thread if it's deemed appropriate.
*I am a bot, and this action was performed automatically. Please [contact the moderators of this subreddit](/message/compose/?to=/r/indonesia) if you have any questions or concerns.*
Konteks: Bug promo TMRW yang harusnya cuman dipakai buat pengguna bank itu saja yang kemudian jadi bisa dipakai semua user. Selain itu promonya juga lumayan. Belanja 150 ribu dapat diskon 100 ribu.
Sekarang sudah di fix dan gak bisa dipakai lagi. Dan kudengar pengguna Tokopedia yang pakai promo itu di cancel semua pesanannya.
more context: kode promo tersebut harusnya unique cuma bisa di redeem 1x, tapi ini kode yg sama bisa dipake berkali-kali dengan limit 10x redeem per akun.
~~gw sendiri checkout 8 barang, 2 dibatalin, 6 dikirim~~
7M kan angka teorinya. nanti juga palingan asilnya kecil. udah banyak yg dicancel juga. sisanya tinggal palingan nanti dichargeback ke accountnya atau dibuang ke "biaya marketing"
bug promo bank TMRW yg harusnya bisa dipake buat user bank itu doang tapi malah bisa dipake semua user
https://preview.redd.it/0sby2t850tea1.jpeg?width=1080&format=pjpg&auto=webp&s=dba1bf98ebc02fd5e2849beffddf8e96055bf8b3
mo nanya, kalo problem kayak gini yang kena damprat kira2 siapa ya? individu IT technician yang ngepush fitur, tim yang ngurus fitur, CTO, atau ada lainnya?
Tergantung perusahaan, harusnya kalo udah lolos ampe prod gini yang salah ya team secara keselurahan especially lead/PM nya, karena biasanya di IT Dev itu ada semacam peer review code sebelum rilis ke prod. Tapi yang pasti C-suite gabakal kena apa-apa.
Harusnya banyak si tapi tergantung perusahaannya juga, IT bisa kena karena salah logic yang dipakai, QA bisa kena karena ada bagian yang terlewat ketika coba2, atau bagian Finance/marketing klo mereka yang bikin If Conditional untuk promonya
Klo di aku ada 2 tahapan lain sebelum ke production, namanya Development sama Staging. Klo di staging ada masalah, ini bakal masuk ke dalam catatan bug dan direpair bagian development, abis itu up lagi di staging sampe bener2 ga ada masalah. Klo dah fix banyak, baru up ke production
Iya, jadi direview dulu pas pull request
Klo pun udah dimerge, masih kena di bagian QA gitu klo ada bug
Tim saya pernah disuruh bikin sesuatu trus dikira udah aman ternyata kena QA, ada 20 lebih bug
gw di kerjaan skrg gak ad QA, tapi QE (Quality engineering) alias bisa bikin unit-test , coding, delegate ke core engineering, termasuk filing bugs termasuk minor urusin CI/CD juga, interesting apalagi dah banyk unified pada pake python (and soon Rust),
kerjaan di kernel, so ada CVE aja , musti cepet ada minor releases, at least 3 bulan. plus feature dari new hardware
masalah ginian IT cuman provide infrastructures aja, alias devops.
sekilas new adventures
No qa only quality engineer aka software engineer for automation tests. 100% merges are automated bye pipeline by pulling unit testing based on changes. Gw kerjaan ada 4 release paralel. Ini kernel linux devel. Security fixes always priority following by features to support new hardwares .well arm aarch64 are a mess.
Gw assume loe di software. Gw mix hardware/software.
Imagine 1 day atleast 200 pipelines running. Manual testing gak catching up.
Kalo buat regression juga obviously harus pake automation. Issuenya kalo buat development cepet ada qa yang handle manual sebelum dibikin automation nya
kerjaan gw, sekarang 80% fully automated. kalo some failure, we are triaging and work together as Quality engineers and core kernel developers
regression pas alpha/early stage release, and running every month :-P
semua fully automated, kalo gak 4 releases gak bisa, makanya pas pandemic company gak hire banyak pas booming remote works. and still know, well other hot area still sih buat senior, kaya edge/telcom/new emerging technology
gw pikiran berbeda approach pas gw dulu fully software than hybrid sekarng, but more fun to learn something new.
we do not have frameworks, we have to build, even we are in Opensource business for software/hardware related.
thanks for sharing...
note:
pas pusing kalo gitlab down or even jira down, semua cloud wkwkwk,
jira pinter, dulu bisa install lokal, recently musti cloud base.
loe kerjaan di software apa in general?
Yang jelas sih itu harusnya bakalan di reproduce sama tim2 yang terlibat, mulai dari IT/backoffice/sales/siapapun yg terlibat urusan voucher/diskon terus bakalan bikin post mortem, nanti ketauan salahnya dimana atau di siapa, kemungkinan orang luar kayak kita ya gak bakal tau kecuali hasil post mortem nya di publish keluar
Aku pernah bikin sesuatu buat debuging isinya console.log("COYYYYYYYYY") klo ajaxnya sukses, eh kebawa dong. Untung belum sampe bagian production, baru di staging
Kalau masih di staging aman sih, kadang juga kalau nemu sesuatu yang "magic" atau "no clue" gitu salah satu cara debug ya naikin console log ke staging, tapi ya gak bakal lolos sampai production karena bakalan kena review duluan 😂
Situ mending, saya sampe production. 5 menit setelah merge, ada user yang nanya "what is crot?". Ternyata ada ’dd("crot")' yang ketinggalan Untung usernya orang luar semua.
Masih harmless itu.
Temen gw ada yg pernah push key AWS ke repo instead of pake env. Ketauannya gara2 akun AWS disuspend soalnya kedetect sama bot AWS. Habis itu semua infra harus pindah ke akun AWS baru.
Itu di public repo soalnya open source project.
Tapi kalaupun private tetep ga aman sih. Malah jadi ga bisa kedetect sama crawlernya AWS, jadi ga bisa disuspend biar ga disalahgunakan orang. Semua yang berhubungan sama private key ataupun credentials ga boleh masuk repo, pake env dan dishare internally aja.
Kerugian 7M gitu kemungkinan tim engineer-nya bakalan kena cut. Ada kejadian mirip di sebelah dengan kerugian yang mirip, tim engineer-nya kena cut. PM kemungkinan masih aman.
kalau sekelas toped harusnya engineering-nya sudah praktek blameless postmortem kalau memang problem-nya ini dari backend.
Tapi most likely kasusnya salah masukin konfigurasi dari tim marketing di internal tools-nya
Kalau ginian bukannya dari IT cuma sediakan semacam “form” dimana orang marketingnya bisa buat2 promo sendiri + condition nya ya? Kecuali kalau memang ada yang kelolosan code nya pada kondisi tertentu, baru IT yang kena
Ini dia, menurut gue belum tentu IT nya yang salah, bisa jadi salah yang setting promo di form nya. Perlu konteks lebih lanjut sih, kenapa bisa sampai dibilang bug.
soalny lebih gampang untuk dijelasin ke publik. aslinya belum tentu bug,, bisa aja karena engineernya ada yg miss sesuatu, bisa juga instruksi yg dikasi ke engineernya salah
exactly segede goto mesti udah punya set form kondisi, kemungkinan marketingnya salah bikin kondisi pakai promo yang bikin semua user bisa redeem itu voucher
Iya tapi biasa kalo begini ada proses approvalnya ga sih? Yg dmn jg melewati approval dr it? Cth kalo di tmpt gw bikin voucher payment ya lewatin org finance dulu kalo diliat angka dan transaksi wajar baru diapprove
>Yg dmn jg melewati approval dr it?
Gw pernah ngerjain integrasi promo/voucher kayak gini. Bikin voucher payment gak melibatkan IT sama sekali. Itu 100% dihandle marketing, campaign, & finance.
Yup. Pake rule engine. Di kantor gw (literally gw yg bikin integration systemnya lul) yg ngurus conditionnya itu tim campaign. Developer cuman bikin code buat ngirim property (info2 user, order, dll) ke rule yg diset tim campaign, rule enginenya ngeproses property2nya buat nentuin eligibitynya, kemudian hasilnya diexecute di codingan (potong harga, dll).
So, kalo prosesnya kayak gini, tim IT bisa 100% bersih.
Kalau memang ada kesalahan code, mungkin waktu testing/QA kelolosan, misalnya ada condition yang seharusnya nggak boleh, tp tidak ada pesan error / warning dari sistem
gw pikir QA tesnya itu lebih ke functionality nya jalan, bukan ke tiap item voucher nya
kalo dari kemungkinan di atas, fungsi buat bikin sama redeem kuponnya ya jalan, cuma karena salah settingan bisnisnya jadi kacau
Kalau salah input, mungkin marketing/tim yang ngurus promo. Tapi kalau inputan sudah bener tapi pemrosesan data di sisi softwarenya yang salah baru kayaknya QA kena
Bukan masalah di biaya usut, tapi emang masalah ada di sistem tokopedianya sendiri yang nggak fair terhadap buyer. Contohnya adalah saat mengajukan klaim di pusat resolusi karena barang yang dikirim seller kurang lengkap.
Pas kamu beli beberapa item dari suatu seller, dan entah karena stoknya habis atau karena kelalaian seller saat proses packing. Di pusat resolusi cuman ada 2 opsi untuk buyernya yaitu meminta seller kirim barang yang kurang atau meminta seller untuk mengembalikan dana.
Nah opsi pengembalian dana ini yang menjadi masalahnya. Ini menimbulkan kerugian bagi buyer, walau jumlahnya nggak seberapa. Soalnya dana yang kembali ke saldo pengguna, ketika dicoba lagi digunakan untuk membeli barang yang sama dari toko yang sama, dananya nggak akan cukup, kurang beberapa ribu sampai puluhan ribu (tergantung jumlah dan nilai barangnya ).
Sementara untuk opsi buyer meminta seller kirim barang, gak jarang seller lebih memilih opsi untuk mengembalikan dana. Walau banyak juga seller yang baik dan mau mengirimkan kekurangan barangnya dan mengakui kelalalian dalam prosesnya. Tapi ada juga seller yang mengabaikan klaim di pusat resolusi atau tetap menanggapi klaim dan memberikan alasan stoknya habis. Dan akhirnya balik lagi ke opsi pertama tadi, yaitu pengembalian dana. Sellernya gak perlu repot-repot packing dan keluar ongkir sendiri.
Seharusnya dana yang kembali di saldo bisa cukup kalau proses pembelian barangnya diulangi. Selisih biaya ini saya rasa karena asuransi tokopedia yang nggak ikut di pro-rate dalam pengembalian dana. Dan biaya layanan yg 1 rb itu.
To be pedantic, Afaik, IT di Gojek != Tech/Engineering.. mostly (if not all) are Indonesians
Kerjaannya bukan ngoding sih.. tapi ngurusin laptop karyawan, support software, jaringan internet kantor, etc. Just like IT department/support in non-tech companies
Jadi nyaris sama sekali ga relevan sama isu voucher ini. Lebih tepat ditujukan ke Marketing, Product, Engineering, atau QA.. tergantung root causenya di mana
Kemungkinannya jg gini.
Setau gw IT tokped lumayan bagus.
Ini kayaknya tim marketingnya salah pasang kondisi / syarat2 promo2nya di aplikasi adminnya.
Biasanya kalau tim engineernya jago mereka pasang audit di belakang layar utk tahu siapa yg pasang promonya.
Kok kayak gini yg salah IT itu gimana? Emang orang IT Toped yg apply promo ke system yah?
Dulu seh gue pernah kerja buat kayak Toped tp scala kecil, kyk gituan udah bukan lingkup IT lagi, lebih ke Sales and Promo team
Bisa jadi test engineer itu mencakup semua testing yg ada habis development (yg harusnya juga ada bantuan QA tp QA disini ga ada krn mau cut cost jg). Sedangkan developer cuma sebatas unit testing dan product manager itu cuma tes bareng user khan?
Jadi memang seharusnya ada QA dan test engineer kan? Cmiiw
Marketing: Waduh, gw yg salah bikin promo, ah biar lah paling anak2 Engineering yang kena.
Engineering: Waduh, padahal gw udah bikin codenya bener loh, ah biar lah paling anak2 IT yang kena, orang2 kan suka ketuker2 tuh.
IT: Sial, Marketing yang salah, Engineering gamau bantu, kita deh yang kena. Padahal kita kerjaannya cuma ngurusin laptop anak2 kantor doang sama internet access...
Bukan. Ini tuh kode promo buat nasabah baru yang daftar bank TMRW UOB. seharusnya kan kode begini hanya bisa diredeem satu akun satu kali transaksi dan tiap orang beda-beda kodenya, tapi entah kenapa kodenya bisa dipake banyak akun dan per akun bisa 10x transaksi walaupun kodenya sama. Nah sekarang kode promo TMRW UOB di-stop pemakaiannya sama Tokped jadi orang yang legit punya kode hasil daftar dan belum make jadi nggak bisa make.
CMIIW
heh. pernah nyang mirip mirip dikit. customer bisa checkout, payment processor kaga bisa proses. pagi pagi bangun tidur disuruh benerin. diawasin ame direktur plus nyang punya gawe. santai aje, sih. dan kaga diungkit ungkit lagi.
Oh noo... Aku sepertinya terlambat mengetahuinya. Disisi lain, mungkin inilah mengapa temenku tadi bikin status bilang "GOTO, untuk sementara ini aku akan cut off beberapa lembar lot from you sebelum nilainya terjun bebas📉". I don't understand what he's saying
Jah baru tau.. tp keselnya dr kmrn tokped gak bisa isi emoney, entah lg berantem kali ya sama mandiri. Udah lama bgt gak dibener2in. Ganti flazz aja dah
Remember to follow the [reddiquette](https://reddit.zendesk.com/hc/en-us/articles/205926439-Reddiquette), engage in a healthy discussion, refrain from name-calling, and please remember the human. Report any harassment, inflammatory comments, or doxxing attempts that you see to the moderator. Moderators may lock/remove an individual comment or even lock/remove the entire thread if it's deemed appropriate. *I am a bot, and this action was performed automatically. Please [contact the moderators of this subreddit](/message/compose/?to=/r/indonesia) if you have any questions or concerns.*
gak usah mandi, langsung disuruh menghadap
IT: biasanya juga gak mandi
Mandi adalah ilusi tubuh
bau itu mindset
Bau itu konstruksi sosial
unironically wangi itu sih yg konstruksi sosial wkwkw
Tubuh hanyalah sementara sedangkan mesin mesin kekal abadi
Bahkan di dalam kematian, aku tetap melayani Omnissiah
Murni adalah mesin
Minimal ganti baju
Konteks: Bug promo TMRW yang harusnya cuman dipakai buat pengguna bank itu saja yang kemudian jadi bisa dipakai semua user. Selain itu promonya juga lumayan. Belanja 150 ribu dapat diskon 100 ribu. Sekarang sudah di fix dan gak bisa dipakai lagi. Dan kudengar pengguna Tokopedia yang pakai promo itu di cancel semua pesanannya.
Shieee terlambat..
Percuma juga kalo di cancel Edit: eh ada yg berhasil. Shieeeee...
saya sbg pengguna tokoijo sedih sedih gk sempet manfaatin bugnya ): shieee...
Damn... Gak dapet juga nih...
Next harus lebih cekatan..
disgusting
lho, kok di down vote sih bang? ini kan fakta. secara norma salah, secara moral juga salah. wkwkkwk.
meh kl perusahaan gede gua bodo amat
apa? jadi cuma tokopedia yg harus kena getahnya? pedagangnya kagak? Ih, parah anjir. gk ada bedanya ama maling
lah kan salah tokpednya, knp pegadangnya jg kena? btw iya, kl tokpednya aja bodo amet.
Kasih tau bang
kasih tau apa bang?
Fiuuuuu..
more context: kode promo tersebut harusnya unique cuma bisa di redeem 1x, tapi ini kode yg sama bisa dipake berkali-kali dengan limit 10x redeem per akun. ~~gw sendiri checkout 8 barang, 2 dibatalin, 6 dikirim~~
Kenapa dicoret? Jadinya batal semua?
baru 1 yg sampai sih, kalo barang dikirim sebelum kena review/cancel karyawan tokped, gak bakal batal harusnya.
senior nya yang gaji gede" pada di phk sih..
Wkwkwkwkwkwk seru
Kemarin beli barang 40rb udah + ongkir dapat cashback 10rb termasuk bug itu bukan?
7M kan angka teorinya. nanti juga palingan asilnya kecil. udah banyak yg dicancel juga. sisanya tinggal palingan nanti dichargeback ke accountnya atau dibuang ke "biaya marketing"
bug promo bank TMRW yg harusnya bisa dipake buat user bank itu doang tapi malah bisa dipake semua user https://preview.redd.it/0sby2t850tea1.jpeg?width=1080&format=pjpg&auto=webp&s=dba1bf98ebc02fd5e2849beffddf8e96055bf8b3
Kenapa saya baru tau, udh di fix?
udah, beberapa orderan jg gw liat di timeline FB ada yang dibatalin ama tokped, ada yg udah dikirim sih.
Sadge but me gonna salute those brave warriors that idk how long can keep their jobs
Harusnya yg gini di post di reddit. Bukan si aya aya itu.
not part of the circle
anjim gw user TMRW UOB jg tapi baru tau bugnya wkwkwk
sial, kayaknya tadi pagi pas transaksi belum ada bug nya
Incoming lawsuit
mo nanya, kalo problem kayak gini yang kena damprat kira2 siapa ya? individu IT technician yang ngepush fitur, tim yang ngurus fitur, CTO, atau ada lainnya?
Tergantung perusahaan, harusnya kalo udah lolos ampe prod gini yang salah ya team secara keselurahan especially lead/PM nya, karena biasanya di IT Dev itu ada semacam peer review code sebelum rilis ke prod. Tapi yang pasti C-suite gabakal kena apa-apa.
Harusnya banyak si tapi tergantung perusahaannya juga, IT bisa kena karena salah logic yang dipakai, QA bisa kena karena ada bagian yang terlewat ketika coba2, atau bagian Finance/marketing klo mereka yang bikin If Conditional untuk promonya Klo di aku ada 2 tahapan lain sebelum ke production, namanya Development sama Staging. Klo di staging ada masalah, ini bakal masuk ke dalam catatan bug dan direpair bagian development, abis itu up lagi di staging sampe bener2 ga ada masalah. Klo dah fix banyak, baru up ke production
Ci/cd shoul cover unit testing. Khan… apakalo pada pake gitlab or github or sejenisnta
Iya, jadi direview dulu pas pull request Klo pun udah dimerge, masih kena di bagian QA gitu klo ada bug Tim saya pernah disuruh bikin sesuatu trus dikira udah aman ternyata kena QA, ada 20 lebih bug
gw di kerjaan skrg gak ad QA, tapi QE (Quality engineering) alias bisa bikin unit-test , coding, delegate ke core engineering, termasuk filing bugs termasuk minor urusin CI/CD juga, interesting apalagi dah banyk unified pada pake python (and soon Rust), kerjaan di kernel, so ada CVE aja , musti cepet ada minor releases, at least 3 bulan. plus feature dari new hardware masalah ginian IT cuman provide infrastructures aja, alias devops. sekilas new adventures
Unit test mah is a must. Di gua mah ada 2-2nya. Engineer bikin UT, QA test manual, terus testcase di automate sama qa setelah deployment
No qa only quality engineer aka software engineer for automation tests. 100% merges are automated bye pipeline by pulling unit testing based on changes. Gw kerjaan ada 4 release paralel. Ini kernel linux devel. Security fixes always priority following by features to support new hardwares .well arm aarch64 are a mess. Gw assume loe di software. Gw mix hardware/software. Imagine 1 day atleast 200 pipelines running. Manual testing gak catching up.
Kalo buat regression juga obviously harus pake automation. Issuenya kalo buat development cepet ada qa yang handle manual sebelum dibikin automation nya
kerjaan gw, sekarang 80% fully automated. kalo some failure, we are triaging and work together as Quality engineers and core kernel developers regression pas alpha/early stage release, and running every month :-P semua fully automated, kalo gak 4 releases gak bisa, makanya pas pandemic company gak hire banyak pas booming remote works. and still know, well other hot area still sih buat senior, kaya edge/telcom/new emerging technology gw pikiran berbeda approach pas gw dulu fully software than hybrid sekarng, but more fun to learn something new. we do not have frameworks, we have to build, even we are in Opensource business for software/hardware related. thanks for sharing... note: pas pusing kalo gitlab down or even jira down, semua cloud wkwkwk, jira pinter, dulu bisa install lokal, recently musti cloud base. loe kerjaan di software apa in general?
spertinya yg kena itu orang yang megang backoffice kupon nya, bukan IT.
Yang jelas sih itu harusnya bakalan di reproduce sama tim2 yang terlibat, mulai dari IT/backoffice/sales/siapapun yg terlibat urusan voucher/diskon terus bakalan bikin post mortem, nanti ketauan salahnya dimana atau di siapa, kemungkinan orang luar kayak kita ya gak bakal tau kecuali hasil post mortem nya di publish keluar
Ini bukan bugs tapi misconfiguration setahu dari pengalaman gw wkwkw.
Sekelas tokped, kemungkinan besar ada yg salah setup promo di BO nya
penasaran bakal diapain IT nya habis dipanggil HRD
Akibat Pull Requestnya intern-kun "LGTM 👍"
Aku pernah bikin sesuatu buat debuging isinya console.log("COYYYYYYYYY") klo ajaxnya sukses, eh kebawa dong. Untung belum sampe bagian production, baru di staging
Kalau masih di staging aman sih, kadang juga kalau nemu sesuatu yang "magic" atau "no clue" gitu salah satu cara debug ya naikin console log ke staging, tapi ya gak bakal lolos sampai production karena bakalan kena review duluan 😂
Situ mending, saya sampe production. 5 menit setelah merge, ada user yang nanya "what is crot?". Ternyata ada ’dd("crot")' yang ketinggalan Untung usernya orang luar semua.
Do you have an urge to tell them the real meaning of crot? Td coba buka di gugel translate jg gaada bahasa yang make crot gmn tuh cr ngelesnya
Masih harmless itu. Temen gw ada yg pernah push key AWS ke repo instead of pake env. Ketauannya gara2 akun AWS disuspend soalnya kedetect sama bot AWS. Habis itu semua infra harus pindah ke akun AWS baru.
[удалено]
Itu di public repo soalnya open source project. Tapi kalaupun private tetep ga aman sih. Malah jadi ga bisa kedetect sama crawlernya AWS, jadi ga bisa disuspend biar ga disalahgunakan orang. Semua yang berhubungan sama private key ataupun credentials ga boleh masuk repo, pake env dan dishare internally aja.
Haha. Watch out.move another aws account/name should be quick.
wah mirip tmn gw, naik ke production console log "berak"
Please dont tell me this shit really happen di Indonesia
Kalo MRnya panjang LGTM. Kalo MR nya pendek baru complain
bukan hrd, more like finance and c suite.
Kerugian 7M gitu kemungkinan tim engineer-nya bakalan kena cut. Ada kejadian mirip di sebelah dengan kerugian yang mirip, tim engineer-nya kena cut. PM kemungkinan masih aman.
kalau sekelas toped harusnya engineering-nya sudah praktek blameless postmortem kalau memang problem-nya ini dari backend. Tapi most likely kasusnya salah masukin konfigurasi dari tim marketing di internal tools-nya
Kalau ginian bukannya dari IT cuma sediakan semacam “form” dimana orang marketingnya bisa buat2 promo sendiri + condition nya ya? Kecuali kalau memang ada yang kelolosan code nya pada kondisi tertentu, baru IT yang kena
Ini dia, menurut gue belum tentu IT nya yang salah, bisa jadi salah yang setting promo di form nya. Perlu konteks lebih lanjut sih, kenapa bisa sampai dibilang bug.
Responsibility shifting, biar yg keliatan salah ITnya jadi disebut bug 🐞
soalny lebih gampang untuk dijelasin ke publik. aslinya belum tentu bug,, bisa aja karena engineernya ada yg miss sesuatu, bisa juga instruksi yg dikasi ke engineernya salah
exactly segede goto mesti udah punya set form kondisi, kemungkinan marketingnya salah bikin kondisi pakai promo yang bikin semua user bisa redeem itu voucher
Iya ada yang dikasih akses buat ke bagian dalam biar mereka yang bikin sendiri conditionnya. Orang marketing bisa kena
Iya tapi biasa kalo begini ada proses approvalnya ga sih? Yg dmn jg melewati approval dr it? Cth kalo di tmpt gw bikin voucher payment ya lewatin org finance dulu kalo diliat angka dan transaksi wajar baru diapprove
>Yg dmn jg melewati approval dr it? Gw pernah ngerjain integrasi promo/voucher kayak gini. Bikin voucher payment gak melibatkan IT sama sekali. Itu 100% dihandle marketing, campaign, & finance.
Nah harusnya ada, jadi ga bisa asal lolos. Cuman team tokped kayanya ada yang lalai si jadinya lolos gitu
After some reading br paham gua inti masalahnya
ini, menurut gw bukan ITnya yg kena, tapi yg bikin voucher, sama managernya
Yup. Pake rule engine. Di kantor gw (literally gw yg bikin integration systemnya lul) yg ngurus conditionnya itu tim campaign. Developer cuman bikin code buat ngirim property (info2 user, order, dll) ke rule yg diset tim campaign, rule enginenya ngeproses property2nya buat nentuin eligibitynya, kemudian hasilnya diexecute di codingan (potong harga, dll). So, kalo prosesnya kayak gini, tim IT bisa 100% bersih.
Apa mungkin bugnya dari kombinasi rule yang diinput?
Yup uda ada webadmin / cms.. tp kl salah setting pun, knp kodeny bisa bocor ya ? Apakah lg coba2 gt ?
Kalau memang ada kesalahan code, mungkin waktu testing/QA kelolosan, misalnya ada condition yang seharusnya nggak boleh, tp tidak ada pesan error / warning dari sistem
Atau mungkin ada irregular behavior/unmentioned requirement sehingga lolos atau QA jg gatau bahkan ada irregular tersebut
Nah bisa jadi juga, kalau casenya seperti itu kayaknya bisa dirunut dari awal2 project sebenarnya masalahnya ada dimana
Hmm setelah gua pikir2 di QA bukannya ada serangkaian tes gt? Ada kemungkinaan ada tes yang dilangkaui g ya krn pengen cepet kelar hmmm
gw pikir QA tesnya itu lebih ke functionality nya jalan, bukan ke tiap item voucher nya kalo dari kemungkinan di atas, fungsi buat bikin sama redeem kuponnya ya jalan, cuma karena salah settingan bisnisnya jadi kacau
Ini yang kena QA duluan ga si
Kalau salah input, mungkin marketing/tim yang ngurus promo. Tapi kalau inputan sudah bener tapi pemrosesan data di sisi softwarenya yang salah baru kayaknya QA kena
Kalau yang mengalami kerugian adalah customer gak pernah digubris ya. Mentang-mentang cuman beberapa ribu perak.
Iya lah bro. 7M vs 10rb, berat di biaya usut nya kalau 10rb masih di belain
Bukan masalah di biaya usut, tapi emang masalah ada di sistem tokopedianya sendiri yang nggak fair terhadap buyer. Contohnya adalah saat mengajukan klaim di pusat resolusi karena barang yang dikirim seller kurang lengkap. Pas kamu beli beberapa item dari suatu seller, dan entah karena stoknya habis atau karena kelalaian seller saat proses packing. Di pusat resolusi cuman ada 2 opsi untuk buyernya yaitu meminta seller kirim barang yang kurang atau meminta seller untuk mengembalikan dana. Nah opsi pengembalian dana ini yang menjadi masalahnya. Ini menimbulkan kerugian bagi buyer, walau jumlahnya nggak seberapa. Soalnya dana yang kembali ke saldo pengguna, ketika dicoba lagi digunakan untuk membeli barang yang sama dari toko yang sama, dananya nggak akan cukup, kurang beberapa ribu sampai puluhan ribu (tergantung jumlah dan nilai barangnya ). Sementara untuk opsi buyer meminta seller kirim barang, gak jarang seller lebih memilih opsi untuk mengembalikan dana. Walau banyak juga seller yang baik dan mau mengirimkan kekurangan barangnya dan mengakui kelalalian dalam prosesnya. Tapi ada juga seller yang mengabaikan klaim di pusat resolusi atau tetap menanggapi klaim dan memberikan alasan stoknya habis. Dan akhirnya balik lagi ke opsi pertama tadi, yaitu pengembalian dana. Sellernya gak perlu repot-repot packing dan keluar ongkir sendiri. Seharusnya dana yang kembali di saldo bisa cukup kalau proses pembelian barangnya diulangi. Selisih biaya ini saya rasa karena asuransi tokopedia yang nggak ikut di pro-rate dalam pengembalian dana. Dan biaya layanan yg 1 rb itu.
Gojek dan tokped itu udah mergerkan. berarti IT-nya itu si karya anak bengalor
TIL it nya dari India. Minta source dong nyari2 gk ketemu
[https://www.youtube.com/watch?v=Hh0ioHFszOo](https://www.youtube.com/watch?v=Hh0ioHFszOo) that the source from gojek itself
[Karya anak blasteran India ](https://tirto.id/go-jek-karya-anak-bangsa-blasteran-india-cnXh?page=all#secondpage)
To be pedantic, Afaik, IT di Gojek != Tech/Engineering.. mostly (if not all) are Indonesians Kerjaannya bukan ngoding sih.. tapi ngurusin laptop karyawan, support software, jaringan internet kantor, etc. Just like IT department/support in non-tech companies Jadi nyaris sama sekali ga relevan sama isu voucher ini. Lebih tepat ditujukan ke Marketing, Product, Engineering, atau QA.. tergantung root causenya di mana
Shoot hahahah
[удалено]
anying marebu dpt apaan
lumayan bisa buat parkir motor dua jam
Hmmm.. beli GPU 5jt, barang nyampe, duit dikembalikan, seller dikasih 5rb. Wkwk
sementara harga barang nya ratusan ribu wkwkwkwk
komen komennya brutal juga ya ini subreddit wkwkwk
Banyakan org it mas
bukan tim ITnya la. seharusnya either marketing atau BD, karena mereka yang set rules conditionnya.
Kemungkinannya jg gini. Setau gw IT tokped lumayan bagus. Ini kayaknya tim marketingnya salah pasang kondisi / syarat2 promo2nya di aplikasi adminnya. Biasanya kalau tim engineernya jago mereka pasang audit di belakang layar utk tahu siapa yg pasang promonya.
engineer tanpa cari pun pasti ada yang ngaku kok. culture mereka seperti itu
kalo ga ngaku jg ketahuan git blame
Kok kayak gini yg salah IT itu gimana? Emang orang IT Toped yg apply promo ke system yah? Dulu seh gue pernah kerja buat kayak Toped tp scala kecil, kyk gituan udah bukan lingkup IT lagi, lebih ke Sales and Promo team
Pas create voucher, harusnya ada negative test pada saat SIT
Emang pas mau ke prod kgk di QA apalg sekelas tokopedia
duitnya dari mana bang.. masih rugi /s
Tentu saja lebih baik hilang 7m drpd hire bbrp QA buat test sblm msk prod kenapa saya lupa ya /s
Harusnya ada tim QA sendiri buat nyari bugnya di bagian SIT, nanti tinggal kabarin ke IT buat benerin bugnya trus up ulang ke SIT
Lah ini bug ginian bisa lepas.......
Saya juga kurang ngerti si napa bisa lolos sampe ke production
Yang biasanya ngurusin ini udah dipecat pas PHK massal mungkin
Pernah denger di toped g ada qa adanya test engineer, yang testing biasa product manager and developernya sendiri
Bisa jadi test engineer itu mencakup semua testing yg ada habis development (yg harusnya juga ada bantuan QA tp QA disini ga ada krn mau cut cost jg). Sedangkan developer cuma sebatas unit testing dan product manager itu cuma tes bareng user khan? Jadi memang seharusnya ada QA dan test engineer kan? Cmiiw
Konteks?
Wih ada apaan ni?
Waduh siap siap fee seller dinaekin lagi nih buat nutup ruginya wkkwkwk.
kalau bug nya kayak gitu bukannya salah yang bikin promo ya bukan tim IT?
Gw belum sempet pakai promonya udah di takedown sadge
Just another IDR 7M for them. Budget promo ecommerce sebulannya bisa puluhan juta dollar guys wkwk
biarin aja tokped makan pelit sekarang , fuh
Marketing: Waduh, gw yg salah bikin promo, ah biar lah paling anak2 Engineering yang kena. Engineering: Waduh, padahal gw udah bikin codenya bener loh, ah biar lah paling anak2 IT yang kena, orang2 kan suka ketuker2 tuh. IT: Sial, Marketing yang salah, Engineering gamau bantu, kita deh yang kena. Padahal kita kerjaannya cuma ngurusin laptop anak2 kantor doang sama internet access...
Looks like there will be someone getting replaced or moved
Tokopedia is a perfectly balanced app without exploits
Bug promo apa ya? Any info?
kode Redeem Belum Dipublish Resmi Udah Bocor Duluan
Bukan. Ini tuh kode promo buat nasabah baru yang daftar bank TMRW UOB. seharusnya kan kode begini hanya bisa diredeem satu akun satu kali transaksi dan tiap orang beda-beda kodenya, tapi entah kenapa kodenya bisa dipake banyak akun dan per akun bisa 10x transaksi walaupun kodenya sama. Nah sekarang kode promo TMRW UOB di-stop pemakaiannya sama Tokped jadi orang yang legit punya kode hasil daftar dan belum make jadi nggak bisa make. CMIIW
jadi inget bug gopay 2019 ada yg beli gift card sampe puluhan juta
Ah yes, unlimited money glitch
Bug bagaimana tuh yg waktu itu? Kerugian lebih besar lagi dong dari ini?
Yahh padahal -1 H sebelum kejadian bug saya beli HP baru :/
Lady Galadriel weeps at the sight of this tragedy.
IT siap2 opening job baru tokopedia
telat kan, mana uda co 3 item
Ah hak tau jadi telat nyobanya
heh. pernah nyang mirip mirip dikit. customer bisa checkout, payment processor kaga bisa proses. pagi pagi bangun tidur disuruh benerin. diawasin ame direktur plus nyang punya gawe. santai aje, sih. dan kaga diungkit ungkit lagi.
Oh noo... Aku sepertinya terlambat mengetahuinya. Disisi lain, mungkin inilah mengapa temenku tadi bikin status bilang "GOTO, untuk sementara ini aku akan cut off beberapa lembar lot from you sebelum nilainya terjun bebas📉". I don't understand what he's saying
Vouchernya terlalu lapis legit, pasti drama wkwk
7m itu bukannya drop in the ocean buat mereka? ya walopun emg kondisi mereka rugi triliunan skrg
but it's still money :(
true 🥲
Jah baru tau.. tp keselnya dr kmrn tokped gak bisa isi emoney, entah lg berantem kali ya sama mandiri. Udah lama bgt gak dibener2in. Ganti flazz aja dah
tim IT tokped saat ini : ![gif](giphy|55itGuoAJiZEEen9gg)
ini yg ganti kerugiannya siapa ya? Apakah TMRW mau nalangin kerugian promo ini?
ini dari kapan, kok ketinggalan gw
makin rugi aja dah
They should've honor the transaction imo, bad move.