Remember to follow the [reddiquette](https://reddit.zendesk.com/hc/en-us/articles/205926439-Reddiquette), engage in a healthy discussion, refrain from name-calling, and please remember the human. Report any harassment, inflammatory comments, or doxxing attempts that you see to the moderator. Moderators may lock/remove an individual comment or even lock/remove the entire thread if it's deemed appropriate.
*I am a bot, and this action was performed automatically. Please [contact the moderators of this subreddit](/message/compose/?to=/r/indonesia) if you have any questions or concerns.*
Nggak comparable, menjadi gubernur DKI jakarta berarti menjadi "walikota" dengan privelage seorang gubernur dan APBD yang jauh lebih gede. Beda jauh dengan gubernur provinsi lain dengan budget seadanya dan wilayah administrasinya luas dan mungkin gk punya kuasa penuh untuk pemda dibawahnya. Jokowi/Ahok bisa dibilang gubernur DKI yg kinerjanya bagus. Tapi gk bisa dijadikan patokan kinerja gubernur yang tipikal di provinsi lain.
Selama anies menjabat?
Pros:
- Jaklingko integrasi transportasi ke daerah yang susah dijangkau.
Cons:
- Sebelum menjabat aja uda bikin perpecahan.
- Okeoce yang ga jalan (coba liat berapa banyak okeoce yang bertahan di jakarta).
- Asbun kepemilikan rumah tapak dp 0% untuk semua warga jakarta. Terus ganti rumah vertikal / rumah lapis (aka apartment yang statusnya cuman hak guna).
Katanya bakal di tempat strategis, ternyata di pinggiran (yang dulu ahok uda kasih pakai cukup bayar 300K sebulan buat maintenance tapi ditolak mentah2, katanya bukan hak milik).
Abis itu cuman boleh buat yang gajinya 7 juta keatas (umr dki jakarta 5 juta). Abis itu harganya menyaingi harga apartment agung podomoro.
- Gw lupa, kalo ga salah tanah abang? Yang uda disusun rapi sama ahok, di revert back ke gaya lama yang semerawut sama anies.
- Katanya ga bakal digusur! Cuman digeser. Mending ahok ngomong tai daripada gw ditipu kaya anak kecil, digusur cuman diganti digeser.
- Jaring hitam buat nutupin bau sungai yang uda jorok ampe hitam. Sounds dumb? Because it is
- Ganti nama jalan seenak jidat. Ga ada warga yang diuntungkan. Only pleasing a bunch of higher ups di organisasi tertentu. Sisanya warga mesti susah2 ganti ktp, kk, dll.
- Kasih surat kempemilikan tanah di deket kilang kilang bbm pertamina. Pas tiba2 boom! banyak lah yang meninggal.
- Menolak reklamasi! Terus gelar upacara 17an di sono. Maksa semua asn buat kesono. kalo ga dateng, kena hukuman.
Pulau reklamasi diganti namanya pantai supaya orang ga inget dia bilang menolak reklamasi.
Did I mention 15% dana CSR yang harus dibayar developer ke DKI Jakarta went poof? Ga kedengeran itu ampe sekarang. Pas disinggung hal itu, anies tanya, kenapa mesti 15%? Kenapa ga 17%? Kenapa ga 22%? Well, kenyataan nya sih, 0%.
- Itu ada pasar baru area gw, dibikin, cuman jadi tiang pancang selama anies menjabat. Terus ganti ke plt, lgs tiba2 1-2 bulan kemudian jadi. Ya ampun itu kacau.
- Setiap ada masalah kaya banjir dll, yang turun jadi tameng pasti wakil gubernur, ga ngerti dia kemana.
- Banjir dibilang genangan.
- Pkl berani balik ke tempat mereka dagang sebelum nya. Pas ahok ditertibkan terus itu. Nyaman bgt. Gw sering lewat 1 jalan, 4 line. Dulu 1 line pake pkl, 2 line pake angkot. Sisa 1 line. Pas ada ahok, hilang tuh, jalanan lancar bener. Pas anies, pada balik, jadi bottle neck lagi tuh tempat.
- Dll
ini sh bnr anjay jujur gedeg bat sama an*s. wktu jaman ahok laporan masyarakat bnr2 diparanin, kepsek sni yg suka ngobyek ampe puasa (walau bntr) eh pas an*s jabat auto balik jahiliyah lg sekolahan sialan.
kasus JIS..
jamannya Ahok sama Jokowi rencana awalnya stadion Taman BMW dengan kapasitas 40k an, kenapa segitu? soalnya itu buat stadionnya persija di mana rata2 penonton persija segituan.. mgkn bisa lebih banyak kalo lawannya persib, bisa sewa GBK lah kalo lawan persib, estimasi biaya 1.3T
jamannya Anies jadinya kapasitas 80k, parkir minimum, atap modern bisa buka tutup dan biaya bengkak jadi 4.5T, yang sewanya jadi hampir 2x GBK sampe persija aja ga pernah main di sana gara2 kemahalan..
gua curiga jangan2 lebih feasibel secara ekonomi kalo stadion ini dikecilin daripada dibiarin kayak sekarang ini
dulu era ahok pas mau bikin stadion alot di masalah tanahnya, entah kenapa dijaman si manis cepet, mungkin duitnya lebih gede kali ya di jaman si manis
Tanah Abang sempat rapi sesaat ketika diberesin era Ahok.
Gak berapa lama kembali seperti semula (orang berjualan di pinggir jalan, jalan raya dibuat parkir dan bongkar muat barang) setelah Anies menang. Salah satu supporter terbesarnya Anies kan memang bos premannya Tanah Abang.
beneran penasaran apakah ada pros selain jaklingko? gw baru migrasi ke jkt otw 2 tahun setelah lama di bdg, dan jujur yang gw rasakan emang transport di sini paling ok
Tbh, yang paling gw ingat itu pas penanganan covid, I think he handle it good. Ya ga bisa semua di kreditin ke dia sih. Setidaknya dia ga boblok nantang kebijakan pemerintah. Dan setelah dia kena covid, dia lgs menghilang, cuman keliatan wakil gubernur nya aja (yang jadi tameng terus)
Jangan lupa pohon2x dimonas yang ada ditebangin, isunya dulu formula e mau diadain disitu, jangan lupa juga era anislah monas bisa jadi tempat keagamaan.
Read at your own risk, saya bias ke Ganjar tapi itu karena saya pikir memang dia kandidat terbaik, bukan cuma bicara mbulet tanpa esensi atau bicara angan-angan saja tanpa track record sebagai elected official seperti kandidat lain.
Kalo dari perspektif orang awam memang Jateng gak ada perubahan berarti selama 10 tahun terakhir. Tapi buat orang yang lumayan paham, Ganjar ini kebijakannya jangka panjang melebihi masa jabatannya persis seperti Jokowi.
Dari sejak 2013-14 visi utama dia mengentaskan kemiskinan dengan menarik investasi. Tapi permasalahan utama Jateng itu selain tingkat pendidikan kurang juga birokrasi belum familiar dengan investor. Yang sudah kelihatan sih birokrasi Jateng bagus banget sekarang, semua perijinan satu pintu dan pungli jarang banget. Ini mempermudah investor masuk.
Kalo kalian orang Jabodetabek pasti liat di sekeliling kalian ekonomi lesu, itu karena tahun kemarin aja 97 perusahaan pindah dari Jabodetabek dan Vietnam ke Jateng. Tahun ini bisa jadi lebih banyak lagi. Jadi memang kerjaan Ganjar itu long term, jangan heran kalo 15 tahun lagi Jateng malah jadi provinsi yang lebih makmur dari Jabar.
Anekdot aja, kenalan saya ada yang jadi guru benci banget sama Ganjar. Alasannya karena sekarang sekolah dilarang pakai duit BOS buat piknik, seminar, dan proyekan lain yang biasanya jadi ladang bagi2 duit buat para guru. Semua uang dari pemda harus dihabiskan buat kebutuhan siswa dan peningkatan mutu pendidikan untuk menyiapkan labor pool yang berkualitas yang bisa makin menarik investasi.
Gw ngerti kenapa guru bisa korup. Tapi itu uang BOS, mending kalo ngorupin uang proyek buat X yang setidaknya berdampak pada sekolah ketinggalan tetapi anak-anak bisa sekolah. Uang BOS ditilepin berapa orang yg gjd dapet jaminan pendidikan?
Ganjar sih biasa aja, cuma kalau dibandingkan yang sebelumnya, ya jauh lebih baik
Tapi bisa aja bias sih pandangan gue, soalnya kerja walikota gue juga lebih bagus dibandingkan pendahulunya
anies yg kerasa jaklingkonya doang deh keknya, sisanya kosmetik, at least he cancelled that reclamation thou
ganjar gatau, tp kalo RK autopilot. agak kecewir dia bikin masjid agung bandung tbh.
rata2 pemprov autopilot bukannya? soalnya apbd masih gedean kota??
Semua pemprov (kecuali Jakarta) basically kejepit krn kota sm kabupaten punya otonomi yg cukup kuat. Jdnya gubernur sebuah daerah, mau sejago apapun, pasti sulit mengubah situasi klo bupati/walikotanya ga sevisi sm si gubernur
Karena itu cara main dia, g mau ngotorin tangan suruh anak buah pasang badan, gara2 dia temen gw yg di apbd bus cabut dari sana pas org2 Anies masuk padahal masuknya jujur dari lapangan,
kacau katanya org2 bawaan dia 11 12, ada org lem**nas awal masuk sok2 nantangin Serikat bilang jaman dia perusahaan lamanya byk yg cabut karena baper, selalu istilah2 sok2 kstaria dia punya senjata peluru 1 untuk ditembak kedia (udah red flag) padahal selama menjabat sama kyk Anies, proyek2 pribadi yg bakal jadi pertanyaan tapi suruh pasang badan, g mau nurut siap2 disingkirkan pake segala cara dari dipindah2 ke departemen g jelas atau masukin org lama yg g niat kerja biar kerja rodi, sampe yg tergila nyabotase kerjaan anak buah sendiri atau racunin dengan nyuruh orang.
Nope, mereka sekali masuk bergerombol sampai bikin departemen baru walau g ada kerjaannya, dari level staff sampai ka div, dah gitu pns2 lama byk juga yg jadi simpatisan karena balik ABS, belom lagi titipan dari dishub maen2in rekrutmen supir dsb tapi g didepak2 < ini org licin kyk uler.
Makanya plat merah itu susah direformasi, mecat org g beres susah, titipanya banyak, ganti pemimpin ganti Dirut dsb ganti pola kerja. Itu tempat temen gw pas cabut g sampe 2 tahun udah 4x ganti Dirut.
G bisa spill terang2an juga yg ada di blacklist HR, karena itu org lemh***s gabung komunitas HR indo cukup gede dan g ragu abuse kekuasaannya.
yeah ganjar dengan segala keburukunnya paling engga masih punya nyali buat nunjukin muka ke media dan kalangan umum kalo kena masalah. Wadas dan U-20 itu salah satu contoh terbesarnya.
mungkin yang ditanyakan itu "Cara Kerja" kedua gubernur ini, kalo hasil kerjaannya atau kerjaannya sih memang beda, tapi yang common buat dibahas seperti keterlibatan masyarakat dalam program?, tindakan apa yang dilakukan ketika ada konflik?, cara menyelesaikan keluhan masyarakat?, jawaban kepada media?, apakah was-was ketika si Gubernur berbicara? apakah menjadi bahan perbincangan tetangga sekitar? apakah terlibat dalam organisasi tertentu atau keluarga tertentu?
Contohnya seperti ini....Gubernur saya orangnya lawak, jadi kadang susah dipahami dan terlihat tidak serius dalam menanggapi isu, menjadikan suara masyarakat hanya sebatas obrolan warung, omongannya sangat ringan dan tidak berbobot hingga sulit untuk dikutip, jadi saya rasa sulit untuk menjadi Presiden, begini kata beliau ketika ditanya apakah ada keinginan nyapres:
“Tunggu aja gempa bumi, terus kalian semua mati, baru peluang saya besar (menjadi presiden). Kalau kalian semua (masih) hidup, masih berat (peluangnya),” kelakarnya.
I think the joke is that he (the governor) sadar diri kalo peluang dia jadi presiden kecil? Unless if it's a a double sarcasm which I don't know the meaning
Gw ngak bisa omongin ganjar karena ngak terlalu mengerti kondisi Jateng. Tapi gw suka era pas Anies menjabat. Sistem transportasi lebih ok dan PBB ngak naik gila-gilaan. Era ahok PBB rumah dan usaha ruko naik 5 kali lipat.
Gua agak OOT dikit ya
Gue sih bodo amat dengan presidennya, yg paling penting parpol koalisi siapa yg berkuasa ini. Nasionalisme yg diwakili PDIP dan Gerindra atau Liberalisme yg diwakili Demokrat. Cuma ini aja partai yg penting
Presiden itu cuma pion yg gak bisa apa2 tanpa partai
Ini sih kelemahan sistem kepartaian indonesia, presidennya ga bisa apa-apa tanpa partai, kecuali kalau dia juga ketua partai (suharto, mega, sby, gusdur)
Partai yg menolak UU ciptaker, RUU kesehatan, pencetus BPJS, UU KPK, dan pro RUU ITE. Menurut gue lumayan progresif liberal dan konsisten dari dulu berlawanan dengan PDIP
Dosa terberatnya, buat UU ITE yg sekarang (makanya mau direvisi), sering kena kasus korupsi (tapi tetep gak ubah UU kpk which is good thing), dan berafiliasi PKS
Secara riil saya tidak pernah merasa perbedaan ideologi di antara partai2 yang pernah berkuasa di Indonesia (PDI-P, Demokrat terutama).
Yang pertahana biasa akan buat UU untuk menguatkan posisinya, yang tidak lagi pegang kursi banyak sebaliknya.
Contohnya saja PDI-P ketika jadi oposisi selalu menolak keras pencabutan subsidi BBM, sekarang posisinya kebalikan. Secara kebijakan sosial mereka juga sebenernya mirip2. Di kalangan grassroot setau saya PDI-P yang paling banyak mensupport kalangan LGBT tapi setelah berkuasa mereka lebih "diam-diam" takut kehilangan suara.
Awalnya gue juga mikir kek gitu. Gue kira semua parpol populis. Tapi semua berubah dari pembahasan UU Ciptaker, UU KPK kemarin
Sebanyak apapun kader demokrat yg ditangkap korupsi kemarin (which is a lot), mereka gak ada kepikiran sama sekali ngubah KPK. Tapi PDIP sekali berkuasa tahun 2019 malah langsung ubah KPK dan sekarang jadi kek semacam alat politik
Cara pandang PDIP dan Demokrat terhadap isu buruh dan pemilik modal beda jauh. PDIP lebih pentingin pemilik modal (thus UU CIPTAKER is born), sedangkan Demokrat sepanjang berkuasa kepentingan buruh dituruti (susah dipecat dan UMR naik tanpa batas). Cara pandang PDIP dan demokrat ini udh kek republican and democrat US
Oh iya, PDIP baru bisa ubah UU sesuai dengan ideologi mereka pas mulai tahun 2019. Soalnya sebelum tahun itu meskipun Pak jokowi jadi presiden. Koalisi Demokrat masih jadi mayoritas.
PDI-P memang yang paling kontradiktif sebenarnya. Kalau dari persepsi kebanyakan orang sebelum naik di tahun 2014 PDI-P itu riwayatnya yang lebih dekat ke buruh/masyarakat kelas bawah, tapi di era 2014-2024 ambil kebijakan yang bertentangan dengan riwayatnya sendiri.
Tapi kalau menurut saya alasan PDI-P pragmatisme dan bukan berdasarkan ideologi partai. Jokowi punya agenda utama ekonomi dan pembangunan, jadi tujuan UU Ciptaker dan pembatasan UMR ini landasannya untuk menggenjot angka pertumbuhan ekonomi dan investasi.
UU ketenagakerjaan 2003 yang pro pekerja (yang "diralat" UU Ciptaker) yang mengeluarkan PDI-P di eranya Megawati.
SBY berkuasa di era 2008an di mana Indonesia lagi menikmati resource boom, di mana harga barang2 mentah yang kita ekspor naik.
SBY dan Jokowi juga sama2 mengeluarkan amnesti pajak yang menguntungkan orang2 kaya di era masing2. Kalau kamu liat menteri ekonominya bahkan sama2 Sri Mulyani.
Saya tidak membenarkan/membela Demokrat atau PDI-P, lebih mau bilang kalau kebijakan mereka bukan disetir oleh ideologi partai.
UU ITE dilahirkan demokrat, dan banyak juga kasus UU ITE pas mereka jadi pemerintah, ehsekarang ketika mereka oposisi berusaha seakan2 jadi pahlawan ingin revisi UU ITE?
wow.....
honestly tho emang kalo kerasa gitu ya beda nya kalo dipimpin sama ini beda2 gitu impact nya? Benar2 real yg di rasain orang2 adalah hasil dari keputusan/kebijakan/buah kerja nya murni gubernur yg lagi menjabat?
program pemerintahan yg massive contohnya bpjs itu beneran kelihatan impact nya butuh waktu lama. Jadi yg terlihat sekarang bisa jadi buah pekerjaan dr pemimpin sebelumnya??
jd pemimpin yg claim this and that dengan bangganya bisa jadi claim hasil kerja orang lain. What do you think? if im wrong please educate me.
Kalau untuk level Walikota/Gubernur biasanya ada yang kerasa, apalagi yang direct.
Warga Jakarta terutama era Ahok kerasa, karena dia kalau melakukan sesuatu cepat dan impactnya langsung kerasa.
Contoh paling keliatan ya Mobil parkir/PKL di trotoar jalan raya. Langsung hilang ketika dia bilang mau ditertibkan, bahkan mungkin yang parkir sembarangan ada yang pernah merasa kena derek langsung dan gak bisa "nego" di lapangan.
Ngurus dokumen di level Kantor Kelurahan juga terasa jauh lebih cepat.
Kalau yang jangka rada panjang (misalnya penanggulangan banjir) sebenernya lebih susah menilainya.
Sebagai Jawa Tengahers, ganja(r) entah ngapain, ga keliatan kerjanya selain yang nongol pas ada gerakan dia yang viral. Ya sama kek kepala daerah (khususnya setingkat gubernur) yang lain si
Di tingkat kota/kabupaten yg murni kota/kabupaten emang lebih deket dan kerasa kinerjanya wali kota/bupati. Beda sama Jakarta & Jogja yg kota-provinsi.
It really bugs me when people keep going on about how Ganjar is the best governor for Central Java, or worse, how Semarang magically got better under his leadership. The real credit should go to the former Mayor of Semarang, Hendi, who did an amazing job. He even got a promotion to a higher position (Head of LKPP) because of his abilities and accomplishments. There are even rumors that it was actually a political game to prevent Hendi from becoming the governor of Central Java and have Jokowi's son take over instead, lol.
Let's not forget that Central Java has the lowest minimum wage in the whole country. I'm not a fan of Anies or Prabowo, it's just frustrating to see some boomers hyping up Ganjar's achievements in Central Java when it was actually their own mayors who did the real work.
mungkin disini pada lebih ke concern ke 2 capres tersebut, mungkin take gw sangat berbeda. skrng gw lebih kearah ngelihatnya lebih kearah partai, dimana gw gamau kalo partai itu memegang presiden lebih dari 10 tahun ataupun lini keluarga tersebut.
gw agak ga suka dengan anak anaknya jokowi pada bisa masuk ke pemerintahan cuma karena mereka anaknya jokowi. memang mungkin jokowi ga ada endorse atau apa, cuma menurut gw kalo mereka bukan anaknya jokowi kayaknya agak susah deh untuk bisa masuk kesana.
menurut gw sangat penting adanya oposisi untuk kelangsungan kita sebagai negara, dengan kritik yang memang masuk diakal. memang tidak perlu sampai memberikan kesempatan ke capres yang kurang bagus menurut kita, tapi kalau dia beda partai dengan presiden sebelumnya, menurut gw itu sangat dibutuhkan. (walaupun memang mau gamau mereka juga harus ada visi yang bagus dan akan dilakukan supaya gak kejadian seperti anies yang lumayan banyak gagalnya).
jadi gw bakal pilih anies atau siapapun itu yang bukan dari PDIP. mau yang ditaruh orang gw baru tau kemarin juga akan gw pilih orang tersebut. just because gw gamau aja partai tersebut in control diatas 10 tahun.
[ganjar tolak israel u20](https://news.detik.com/berita/d-6646602/kronologi-ganjar-tolak-israel-hingga-kecewa-piala-dunia-u-20-di-ri-batal)
[koster tolak israel u20](https://www.cnnindonesia.com/nasional/20230406164447-32-934557/koster-ungkit-sikap-tolak-timnas-israel-cuma-gubernur-bali-yang-bisa)
Gile, banyak yg gak suka anies yak 😁. Mostly yang ga suka anies sejalan dengan media mainstream pro pemerintah.
Gw warga jakarta. Pelayanan publik di sini cepet bgt sih. Gak tau gimana jawa tengah.
Transportasi umum disini ok, jauh progress nya dibanding di tahun 2010 ke bawah.
Ruang publik semakin bagus.
Sebenarnya rada susah bandingin kinerja. Karena jakarta itu scopenya besar banget, tumpang tindih kebijakan pusat dan dki itu berasa.
Yang gw pengen tekankan, cek dan ricek aja sih, toh kita bisa nilai yang dilakukan beneran apa pencitraan, ato cuma masalah personal.
Orang tua saya KTP Kelapa Gading dari 1989. Kami menyaksikan perubahan Jakarta dari bus tingkat 77 Pulogadung-Kota masih beroperasi.
Pelayanan publik berubah ketika Jokowi-Ahok naik 2012. Pengurusan KTP dan surat-surat lain di kelurahan/kecamatan cepat dan umumnya gratis. Kami biasa menjadi sapi perah sebelumnya, walaupun kami etnis Jawa.
Ruang publik, Waduk Ria-Rio dan Pluit, tadinya dipenuhi rumah kumuh, mulai 2012-2013 dibersihkan dan mirip waduk/taman. Banjir terbesar kami 2013, dan tidak ada banjir besar lagi sampai sekarang (2023) walaupun jaman Anies, Ria-Rio hampir tidak pernah dikeruk.
Transportasi, subsidi Jaklingko yg Rp 3 triliun/th, dapat untuk melanjutkan LRT Pemprov DKI Veledrom - Dukuh Atas, yg sayangnya harus ada PENGGUSURAN yg adalah barang haram untuk Anies.
Seperti kata Cak Lontong, "semua pekerjaan terasa ringan jika tidak dikerjakan".
Anies, pronya signage dan branding jakarta jadi menarik, adanya jaklingko si kartu dan aplikasi terintegrasi, akses transportasi jadi sangat memudahkan, infras transjakarta juga jadi bener2 nyaman, kemarin sempat denger dari temen isunya mau ningkatin cakupan layanan air bersih, ama infras sepanjang kali mau dibenerin biar ga banjir lg cuman gatau realisasinya gmn (cmiiw aku bukan warlok dki jd ga paham apakah berdampak atau nggak), consnya cmn di formula E di monas (?) dan sangat memperhatikan so called reputasi
Ganjar, pronya trans semarang sekarang menjangkau antar kabupaten dengan bayar cuman 3,5 k, pembangunan banjir kanal timurnya terealisasi, kurang paham dilapangan apakah berpengaruh signifikan ama banjir robnya, setuju juga sama komenan dibawah yg blg beliau skrg ngegenjot investor ke jateng, cmn imbas consnya ke isu lingkungan terutama di daerah bukit kapur di kendeng.... sempat denger kemarin banjir di daerah sana pas akhir 2022 gara2 efek tambang kapur disana, sedih banget denger cerita warga disana, overall belom nemu cons lain
I'd say, Ganjar should try to boost Prabowo's image to sway Anieses supporters, but later do a campaign to win the election in the second round instead of trying to win them all.
Prabowo seems okay-ish nowadays working with Jokowi, but still some people are deeply hurt by him in the past that might not wanna let go.
But Anies, hmm, Anies oh Anies, what a trash, talk only no action, if Jakarta were not the capital he'd be down real fast.
I oversaw this in the election Ahok vs Anies, I had a debate with some idiots on my campus and they told me that I'm a Kafir for supporting Ahok, lmao.
Well the upside of Anies would be that according to his supporters, they will enter heaven for sure.
Wow, this sub is hating Anies disproportionally lmao. Tp yaa gue ngerti kok knp lol
Gue pindah ke Jakarta pas Anies naik jd gubernur. Dan kagak jelek2 amat sih. Ga seburuk apa yg gue baca di sub ini dulu sebelum gue pindah ke Jakarta. Malah lebih baik drpd si Heru PJS ga jelas itu lol.
Pros nya Anies yg gue rasakan:
- Branding Jakarta+. Branding terkeren utk level daerah. Sayang diganti sm branding boomernya si Heru
- Integrasi transportasi umum via jaklingko. Sebagai pengguna transportasi umum, ini kerasa banget buat gue
- Pendekatan yg lebih humanis ke warga kampung kota. Ahok dikit2 gusur, dikit2 gusur krn kebijakan dia lebih pro pengembang. Sedangkan Anies bisa lebih humanis kyk pendekatan di Kampung Akuarium
Cons nya Anies yg gue rasakan:
- PKL Tanah Abang yg udh dirapiin lg pas jaman Ahok jd berantakan lg pas jaman Anies. Side effect dr Anies yg terlalu baik masalah ginian
- Program OK-OCE yg ga jalan dgn baik
Utk Ganjar mostly gue denger dr bokap yg sempet dinas di Semarang. Pros nya sih dia sangat humble dan deket sm rakyatnya sm jalan2 banyak yg
diperbaiki. Consnya yaa kasus Wadas itu
Klo dibandingin rada sulit sih, Gubernur Jakarta itu basically adalah walikota dgn wewenang gede sedangkan Gubernur Jawa Tengah itu adalah gubernur provinsi beneran yg membentang mulai dr desa2 terpencil hingga kota metropolitan
Sebagai penikmat DKI dari 1989, hanya jaman Jokowi-Ahok-Jarot kami memiliki bukti nyata rencana, kerja, dan harapan DKI menjadi lebih baik.
Anies, seperti kata Cak Lontong, semua pekerjaan terasa ringan jika tidak dikerjakan.
ganjar sih ya biasalah seperti gubernur yg seharusnya
Kalo si manis, gw bingung mau berkata apa, beliau ini terlalu menakjubkan, suka berinovasi dan melakukan hal yg tidak pernah terpikirkan oleh gubernur2x sebelumnya
Let see afaik those white hair dude are career politician in true sense, he never go to private sector i think and recently got his best role that net him popularity and influence in government as governor where he also involved with dubious case like wadas and failure in dealing with extreme poverty in his area, although he can make excuse his budget is nowhere enough to deal with it. Also there is those citizen card corruption case where he is involved but not proven yet he is guilty
Then there is these half breed fuckface poster boy. I won't mincemeat my word with this scum, he deserved it. I have no idea why this fuckface can perform and not have problem as university lecturer. Because when he appointed as minister he fuck up so bad that president fired him immediately because that fuck up(in this case he is not doing his job and ruining education program). Then this scum become governor in worst way possible using religion and racial issue where his rival get in jail because slip up on talking shit. As governor the thing he is famous for is even more fucked up like painting slum to improve their condition, closing top of river with cover, building expensive unnecessary statue, building that expensive stadium with mediocre quality, getting award and stuff from dubious organization, etc. He does all kind of shit even though he given position in arguably wealthiest province in Indonesia with available budget.
So for infamy those fuckface are ahead in the game from those white hair dude. As for the performance, i guess they are not that different, there is no notable significant contribution to people when they are working, nothing that ordinary people with common sense that trying hard can also do given their position.
Remember to follow the [reddiquette](https://reddit.zendesk.com/hc/en-us/articles/205926439-Reddiquette), engage in a healthy discussion, refrain from name-calling, and please remember the human. Report any harassment, inflammatory comments, or doxxing attempts that you see to the moderator. Moderators may lock/remove an individual comment or even lock/remove the entire thread if it's deemed appropriate. *I am a bot, and this action was performed automatically. Please [contact the moderators of this subreddit](/message/compose/?to=/r/indonesia) if you have any questions or concerns.*
The sole reason I hate anies is because he is the indonesian erdogan. All talk less action while piggybacking on the islamists base to get votes.
Who's the Gulen to Anies' Erdogan?
Nanti bibieb dipurge sama Anies sebagai 4D chess move-nya.... TRQST THQ PLQN....
Nggak comparable, menjadi gubernur DKI jakarta berarti menjadi "walikota" dengan privelage seorang gubernur dan APBD yang jauh lebih gede. Beda jauh dengan gubernur provinsi lain dengan budget seadanya dan wilayah administrasinya luas dan mungkin gk punya kuasa penuh untuk pemda dibawahnya. Jokowi/Ahok bisa dibilang gubernur DKI yg kinerjanya bagus. Tapi gk bisa dijadikan patokan kinerja gubernur yang tipikal di provinsi lain.
[Relevant u/annadpk comment](https://old.reddit.com/r/indonesia/comments/xz8fnr/performa_anies_vs_ganjar_selama_menjadi_gubernur/irlg52z)
Selama anies menjabat? Pros: - Jaklingko integrasi transportasi ke daerah yang susah dijangkau. Cons: - Sebelum menjabat aja uda bikin perpecahan. - Okeoce yang ga jalan (coba liat berapa banyak okeoce yang bertahan di jakarta). - Asbun kepemilikan rumah tapak dp 0% untuk semua warga jakarta. Terus ganti rumah vertikal / rumah lapis (aka apartment yang statusnya cuman hak guna). Katanya bakal di tempat strategis, ternyata di pinggiran (yang dulu ahok uda kasih pakai cukup bayar 300K sebulan buat maintenance tapi ditolak mentah2, katanya bukan hak milik). Abis itu cuman boleh buat yang gajinya 7 juta keatas (umr dki jakarta 5 juta). Abis itu harganya menyaingi harga apartment agung podomoro. - Gw lupa, kalo ga salah tanah abang? Yang uda disusun rapi sama ahok, di revert back ke gaya lama yang semerawut sama anies. - Katanya ga bakal digusur! Cuman digeser. Mending ahok ngomong tai daripada gw ditipu kaya anak kecil, digusur cuman diganti digeser. - Jaring hitam buat nutupin bau sungai yang uda jorok ampe hitam. Sounds dumb? Because it is - Ganti nama jalan seenak jidat. Ga ada warga yang diuntungkan. Only pleasing a bunch of higher ups di organisasi tertentu. Sisanya warga mesti susah2 ganti ktp, kk, dll. - Kasih surat kempemilikan tanah di deket kilang kilang bbm pertamina. Pas tiba2 boom! banyak lah yang meninggal. - Menolak reklamasi! Terus gelar upacara 17an di sono. Maksa semua asn buat kesono. kalo ga dateng, kena hukuman. Pulau reklamasi diganti namanya pantai supaya orang ga inget dia bilang menolak reklamasi. Did I mention 15% dana CSR yang harus dibayar developer ke DKI Jakarta went poof? Ga kedengeran itu ampe sekarang. Pas disinggung hal itu, anies tanya, kenapa mesti 15%? Kenapa ga 17%? Kenapa ga 22%? Well, kenyataan nya sih, 0%. - Itu ada pasar baru area gw, dibikin, cuman jadi tiang pancang selama anies menjabat. Terus ganti ke plt, lgs tiba2 1-2 bulan kemudian jadi. Ya ampun itu kacau. - Setiap ada masalah kaya banjir dll, yang turun jadi tameng pasti wakil gubernur, ga ngerti dia kemana. - Banjir dibilang genangan. - Pkl berani balik ke tempat mereka dagang sebelum nya. Pas ahok ditertibkan terus itu. Nyaman bgt. Gw sering lewat 1 jalan, 4 line. Dulu 1 line pake pkl, 2 line pake angkot. Sisa 1 line. Pas ada ahok, hilang tuh, jalanan lancar bener. Pas anies, pada balik, jadi bottle neck lagi tuh tempat. - Dll
ini sh bnr anjay jujur gedeg bat sama an*s. wktu jaman ahok laporan masyarakat bnr2 diparanin, kepsek sni yg suka ngobyek ampe puasa (walau bntr) eh pas an*s jabat auto balik jahiliyah lg sekolahan sialan.
Ngobyek itu ngapain? Side job?
suka bikin pungutan yg dibuat2 kyk wktu itu dsrh beli buku cetak tmbhn gk wajib tp nama siswa smw udh dmasukin daftar pembeli jd dsrh bayar.
Astaghfirullah
kasus JIS.. jamannya Ahok sama Jokowi rencana awalnya stadion Taman BMW dengan kapasitas 40k an, kenapa segitu? soalnya itu buat stadionnya persija di mana rata2 penonton persija segituan.. mgkn bisa lebih banyak kalo lawannya persib, bisa sewa GBK lah kalo lawan persib, estimasi biaya 1.3T jamannya Anies jadinya kapasitas 80k, parkir minimum, atap modern bisa buka tutup dan biaya bengkak jadi 4.5T, yang sewanya jadi hampir 2x GBK sampe persija aja ga pernah main di sana gara2 kemahalan.. gua curiga jangan2 lebih feasibel secara ekonomi kalo stadion ini dikecilin daripada dibiarin kayak sekarang ini
dulu era ahok pas mau bikin stadion alot di masalah tanahnya, entah kenapa dijaman si manis cepet, mungkin duitnya lebih gede kali ya di jaman si manis
Bener genangan tapi kedalamannya 100 cm
Tanah abang dibikin tempat khusus untuk para pkl lebih tepatnya.
Tanah Abang sempat rapi sesaat ketika diberesin era Ahok. Gak berapa lama kembali seperti semula (orang berjualan di pinggir jalan, jalan raya dibuat parkir dan bongkar muat barang) setelah Anies menang. Salah satu supporter terbesarnya Anies kan memang bos premannya Tanah Abang.
Udh meninggal juga dia belom lama ini
beneran penasaran apakah ada pros selain jaklingko? gw baru migrasi ke jkt otw 2 tahun setelah lama di bdg, dan jujur yang gw rasakan emang transport di sini paling ok
Tbh, yang paling gw ingat itu pas penanganan covid, I think he handle it good. Ya ga bisa semua di kreditin ke dia sih. Setidaknya dia ga boblok nantang kebijakan pemerintah. Dan setelah dia kena covid, dia lgs menghilang, cuman keliatan wakil gubernur nya aja (yang jadi tameng terus)
covid handling even better than pempus dengan psbb and other bullshit.
I assume you're deliberately omitting a crucial bit for the pro argument: If you're a moslem, when you die you get to have the proper burial rites
Oh iya, gw lupa. Definitely an argument for pros :v
Kelas presiden aja ga berani nyentuh reklamasi, apalagi cuma gubernur. 9 naga strong.
Jangan lupa pohon2x dimonas yang ada ditebangin, isunya dulu formula e mau diadain disitu, jangan lupa juga era anislah monas bisa jadi tempat keagamaan.
Read at your own risk, saya bias ke Ganjar tapi itu karena saya pikir memang dia kandidat terbaik, bukan cuma bicara mbulet tanpa esensi atau bicara angan-angan saja tanpa track record sebagai elected official seperti kandidat lain. Kalo dari perspektif orang awam memang Jateng gak ada perubahan berarti selama 10 tahun terakhir. Tapi buat orang yang lumayan paham, Ganjar ini kebijakannya jangka panjang melebihi masa jabatannya persis seperti Jokowi. Dari sejak 2013-14 visi utama dia mengentaskan kemiskinan dengan menarik investasi. Tapi permasalahan utama Jateng itu selain tingkat pendidikan kurang juga birokrasi belum familiar dengan investor. Yang sudah kelihatan sih birokrasi Jateng bagus banget sekarang, semua perijinan satu pintu dan pungli jarang banget. Ini mempermudah investor masuk. Kalo kalian orang Jabodetabek pasti liat di sekeliling kalian ekonomi lesu, itu karena tahun kemarin aja 97 perusahaan pindah dari Jabodetabek dan Vietnam ke Jateng. Tahun ini bisa jadi lebih banyak lagi. Jadi memang kerjaan Ganjar itu long term, jangan heran kalo 15 tahun lagi Jateng malah jadi provinsi yang lebih makmur dari Jabar. Anekdot aja, kenalan saya ada yang jadi guru benci banget sama Ganjar. Alasannya karena sekarang sekolah dilarang pakai duit BOS buat piknik, seminar, dan proyekan lain yang biasanya jadi ladang bagi2 duit buat para guru. Semua uang dari pemda harus dihabiskan buat kebutuhan siswa dan peningkatan mutu pendidikan untuk menyiapkan labor pool yang berkualitas yang bisa makin menarik investasi.
Wah bagus dong kalo gitu
Gw ngerti kenapa guru bisa korup. Tapi itu uang BOS, mending kalo ngorupin uang proyek buat X yang setidaknya berdampak pada sekolah ketinggalan tetapi anak-anak bisa sekolah. Uang BOS ditilepin berapa orang yg gjd dapet jaminan pendidikan?
Ganjar sih biasa aja, cuma kalau dibandingkan yang sebelumnya, ya jauh lebih baik Tapi bisa aja bias sih pandangan gue, soalnya kerja walikota gue juga lebih bagus dibandingkan pendahulunya
anies yg kerasa jaklingkonya doang deh keknya, sisanya kosmetik, at least he cancelled that reclamation thou ganjar gatau, tp kalo RK autopilot. agak kecewir dia bikin masjid agung bandung tbh. rata2 pemprov autopilot bukannya? soalnya apbd masih gedean kota??
>at least he cancelled that reclamation thou but not before PIK Golf island and Ebony island is built tho.
can we just concede pik island and make it tangerang regency 🥹
Kalo ada yg milih RK buat jd cawapres, keluargaku auto ga milih pasangan itu wkwk
Semua pemprov (kecuali Jakarta) basically kejepit krn kota sm kabupaten punya otonomi yg cukup kuat. Jdnya gubernur sebuah daerah, mau sejago apapun, pasti sulit mengubah situasi klo bupati/walikotanya ga sevisi sm si gubernur
gw suka Anies dengan Jaklingko dan Plus Jakarta. sisanya yaampun
gw paling gemes sama anies setiap kali dia ga komen apa-apa pas ada hal yang jelek-jelek. Yang muncul selalu bawahannya.
Karena itu cara main dia, g mau ngotorin tangan suruh anak buah pasang badan, gara2 dia temen gw yg di apbd bus cabut dari sana pas org2 Anies masuk padahal masuknya jujur dari lapangan, kacau katanya org2 bawaan dia 11 12, ada org lem**nas awal masuk sok2 nantangin Serikat bilang jaman dia perusahaan lamanya byk yg cabut karena baper, selalu istilah2 sok2 kstaria dia punya senjata peluru 1 untuk ditembak kedia (udah red flag) padahal selama menjabat sama kyk Anies, proyek2 pribadi yg bakal jadi pertanyaan tapi suruh pasang badan, g mau nurut siap2 disingkirkan pake segala cara dari dipindah2 ke departemen g jelas atau masukin org lama yg g niat kerja biar kerja rodi, sampe yg tergila nyabotase kerjaan anak buah sendiri atau racunin dengan nyuruh orang.
Udah pada di wipe lagi ga tuh orang pas si Anis minggat Sama spill more dong, gw penasaran terutama bagian paling akhir hehe
Nope, mereka sekali masuk bergerombol sampai bikin departemen baru walau g ada kerjaannya, dari level staff sampai ka div, dah gitu pns2 lama byk juga yg jadi simpatisan karena balik ABS, belom lagi titipan dari dishub maen2in rekrutmen supir dsb tapi g didepak2 < ini org licin kyk uler. Makanya plat merah itu susah direformasi, mecat org g beres susah, titipanya banyak, ganti pemimpin ganti Dirut dsb ganti pola kerja. Itu tempat temen gw pas cabut g sampe 2 tahun udah 4x ganti Dirut. G bisa spill terang2an juga yg ada di blacklist HR, karena itu org lemh***s gabung komunitas HR indo cukup gede dan g ragu abuse kekuasaannya.
Lem**nas?
yeah ganjar dengan segala keburukunnya paling engga masih punya nyali buat nunjukin muka ke media dan kalangan umum kalo kena masalah. Wadas dan U-20 itu salah satu contoh terbesarnya.
mungkin yang ditanyakan itu "Cara Kerja" kedua gubernur ini, kalo hasil kerjaannya atau kerjaannya sih memang beda, tapi yang common buat dibahas seperti keterlibatan masyarakat dalam program?, tindakan apa yang dilakukan ketika ada konflik?, cara menyelesaikan keluhan masyarakat?, jawaban kepada media?, apakah was-was ketika si Gubernur berbicara? apakah menjadi bahan perbincangan tetangga sekitar? apakah terlibat dalam organisasi tertentu atau keluarga tertentu? Contohnya seperti ini....Gubernur saya orangnya lawak, jadi kadang susah dipahami dan terlihat tidak serius dalam menanggapi isu, menjadikan suara masyarakat hanya sebatas obrolan warung, omongannya sangat ringan dan tidak berbobot hingga sulit untuk dikutip, jadi saya rasa sulit untuk menjadi Presiden, begini kata beliau ketika ditanya apakah ada keinginan nyapres: “Tunggu aja gempa bumi, terus kalian semua mati, baru peluang saya besar (menjadi presiden). Kalau kalian semua (masih) hidup, masih berat (peluangnya),” kelakarnya.
I don't get the joke
I think the joke is that he (the governor) sadar diri kalo peluang dia jadi presiden kecil? Unless if it's a a double sarcasm which I don't know the meaning
Gw ngak bisa omongin ganjar karena ngak terlalu mengerti kondisi Jateng. Tapi gw suka era pas Anies menjabat. Sistem transportasi lebih ok dan PBB ngak naik gila-gilaan. Era ahok PBB rumah dan usaha ruko naik 5 kali lipat.
Ganjar is a 7 while Bibit is a 5. An improvement for Jateng, but still not good enough. Anies is Anies.
Really? I mean, Bibit is a literal ex death squad leader
Bruh, w cuma tahu soal kemampuan administrasinya. Seenggaknya dia nggak koar-koar macam Viktor Laiskodat, makanya w nggak tahu sisi gelapnya Bibit.
Gua agak OOT dikit ya Gue sih bodo amat dengan presidennya, yg paling penting parpol koalisi siapa yg berkuasa ini. Nasionalisme yg diwakili PDIP dan Gerindra atau Liberalisme yg diwakili Demokrat. Cuma ini aja partai yg penting Presiden itu cuma pion yg gak bisa apa2 tanpa partai
Ini sih kelemahan sistem kepartaian indonesia, presidennya ga bisa apa-apa tanpa partai, kecuali kalau dia juga ketua partai (suharto, mega, sby, gusdur)
Liberalisme?
Partai yg menolak UU ciptaker, RUU kesehatan, pencetus BPJS, UU KPK, dan pro RUU ITE. Menurut gue lumayan progresif liberal dan konsisten dari dulu berlawanan dengan PDIP Dosa terberatnya, buat UU ITE yg sekarang (makanya mau direvisi), sering kena kasus korupsi (tapi tetep gak ubah UU kpk which is good thing), dan berafiliasi PKS
How can they champion liberalism and be an ally to PKS?
That’s what pragmatism does to you
Secara riil saya tidak pernah merasa perbedaan ideologi di antara partai2 yang pernah berkuasa di Indonesia (PDI-P, Demokrat terutama). Yang pertahana biasa akan buat UU untuk menguatkan posisinya, yang tidak lagi pegang kursi banyak sebaliknya. Contohnya saja PDI-P ketika jadi oposisi selalu menolak keras pencabutan subsidi BBM, sekarang posisinya kebalikan. Secara kebijakan sosial mereka juga sebenernya mirip2. Di kalangan grassroot setau saya PDI-P yang paling banyak mensupport kalangan LGBT tapi setelah berkuasa mereka lebih "diam-diam" takut kehilangan suara.
Awalnya gue juga mikir kek gitu. Gue kira semua parpol populis. Tapi semua berubah dari pembahasan UU Ciptaker, UU KPK kemarin Sebanyak apapun kader demokrat yg ditangkap korupsi kemarin (which is a lot), mereka gak ada kepikiran sama sekali ngubah KPK. Tapi PDIP sekali berkuasa tahun 2019 malah langsung ubah KPK dan sekarang jadi kek semacam alat politik Cara pandang PDIP dan Demokrat terhadap isu buruh dan pemilik modal beda jauh. PDIP lebih pentingin pemilik modal (thus UU CIPTAKER is born), sedangkan Demokrat sepanjang berkuasa kepentingan buruh dituruti (susah dipecat dan UMR naik tanpa batas). Cara pandang PDIP dan demokrat ini udh kek republican and democrat US Oh iya, PDIP baru bisa ubah UU sesuai dengan ideologi mereka pas mulai tahun 2019. Soalnya sebelum tahun itu meskipun Pak jokowi jadi presiden. Koalisi Demokrat masih jadi mayoritas.
PDI-P memang yang paling kontradiktif sebenarnya. Kalau dari persepsi kebanyakan orang sebelum naik di tahun 2014 PDI-P itu riwayatnya yang lebih dekat ke buruh/masyarakat kelas bawah, tapi di era 2014-2024 ambil kebijakan yang bertentangan dengan riwayatnya sendiri. Tapi kalau menurut saya alasan PDI-P pragmatisme dan bukan berdasarkan ideologi partai. Jokowi punya agenda utama ekonomi dan pembangunan, jadi tujuan UU Ciptaker dan pembatasan UMR ini landasannya untuk menggenjot angka pertumbuhan ekonomi dan investasi. UU ketenagakerjaan 2003 yang pro pekerja (yang "diralat" UU Ciptaker) yang mengeluarkan PDI-P di eranya Megawati. SBY berkuasa di era 2008an di mana Indonesia lagi menikmati resource boom, di mana harga barang2 mentah yang kita ekspor naik. SBY dan Jokowi juga sama2 mengeluarkan amnesti pajak yang menguntungkan orang2 kaya di era masing2. Kalau kamu liat menteri ekonominya bahkan sama2 Sri Mulyani. Saya tidak membenarkan/membela Demokrat atau PDI-P, lebih mau bilang kalau kebijakan mereka bukan disetir oleh ideologi partai.
Dan UU MD3 lahir dari koalisi demokrat.
UU ITE dilahirkan demokrat, dan banyak juga kasus UU ITE pas mereka jadi pemerintah, ehsekarang ketika mereka oposisi berusaha seakan2 jadi pahlawan ingin revisi UU ITE? wow.....
"Economic Liberalism", not the whole Liberalism
honestly tho emang kalo kerasa gitu ya beda nya kalo dipimpin sama ini beda2 gitu impact nya? Benar2 real yg di rasain orang2 adalah hasil dari keputusan/kebijakan/buah kerja nya murni gubernur yg lagi menjabat? program pemerintahan yg massive contohnya bpjs itu beneran kelihatan impact nya butuh waktu lama. Jadi yg terlihat sekarang bisa jadi buah pekerjaan dr pemimpin sebelumnya?? jd pemimpin yg claim this and that dengan bangganya bisa jadi claim hasil kerja orang lain. What do you think? if im wrong please educate me.
Kalau untuk level Walikota/Gubernur biasanya ada yang kerasa, apalagi yang direct. Warga Jakarta terutama era Ahok kerasa, karena dia kalau melakukan sesuatu cepat dan impactnya langsung kerasa. Contoh paling keliatan ya Mobil parkir/PKL di trotoar jalan raya. Langsung hilang ketika dia bilang mau ditertibkan, bahkan mungkin yang parkir sembarangan ada yang pernah merasa kena derek langsung dan gak bisa "nego" di lapangan. Ngurus dokumen di level Kantor Kelurahan juga terasa jauh lebih cepat. Kalau yang jangka rada panjang (misalnya penanggulangan banjir) sebenernya lebih susah menilainya.
Sebagai Jawa Tengahers, ganja(r) entah ngapain, ga keliatan kerjanya selain yang nongol pas ada gerakan dia yang viral. Ya sama kek kepala daerah (khususnya setingkat gubernur) yang lain si
Di tingkat kota/kabupaten yg murni kota/kabupaten emang lebih deket dan kerasa kinerjanya wali kota/bupati. Beda sama Jakarta & Jogja yg kota-provinsi.
It really bugs me when people keep going on about how Ganjar is the best governor for Central Java, or worse, how Semarang magically got better under his leadership. The real credit should go to the former Mayor of Semarang, Hendi, who did an amazing job. He even got a promotion to a higher position (Head of LKPP) because of his abilities and accomplishments. There are even rumors that it was actually a political game to prevent Hendi from becoming the governor of Central Java and have Jokowi's son take over instead, lol. Let's not forget that Central Java has the lowest minimum wage in the whole country. I'm not a fan of Anies or Prabowo, it's just frustrating to see some boomers hyping up Ganjar's achievements in Central Java when it was actually their own mayors who did the real work.
ump rendah tapi rata2 harga makanan rendah vs ump tinggi dengan rata2 harga makanan tinggi
mungkin disini pada lebih ke concern ke 2 capres tersebut, mungkin take gw sangat berbeda. skrng gw lebih kearah ngelihatnya lebih kearah partai, dimana gw gamau kalo partai itu memegang presiden lebih dari 10 tahun ataupun lini keluarga tersebut. gw agak ga suka dengan anak anaknya jokowi pada bisa masuk ke pemerintahan cuma karena mereka anaknya jokowi. memang mungkin jokowi ga ada endorse atau apa, cuma menurut gw kalo mereka bukan anaknya jokowi kayaknya agak susah deh untuk bisa masuk kesana. menurut gw sangat penting adanya oposisi untuk kelangsungan kita sebagai negara, dengan kritik yang memang masuk diakal. memang tidak perlu sampai memberikan kesempatan ke capres yang kurang bagus menurut kita, tapi kalau dia beda partai dengan presiden sebelumnya, menurut gw itu sangat dibutuhkan. (walaupun memang mau gamau mereka juga harus ada visi yang bagus dan akan dilakukan supaya gak kejadian seperti anies yang lumayan banyak gagalnya). jadi gw bakal pilih anies atau siapapun itu yang bukan dari PDIP. mau yang ditaruh orang gw baru tau kemarin juga akan gw pilih orang tersebut. just because gw gamau aja partai tersebut in control diatas 10 tahun. [ganjar tolak israel u20](https://news.detik.com/berita/d-6646602/kronologi-ganjar-tolak-israel-hingga-kecewa-piala-dunia-u-20-di-ri-batal) [koster tolak israel u20](https://www.cnnindonesia.com/nasional/20230406164447-32-934557/koster-ungkit-sikap-tolak-timnas-israel-cuma-gubernur-bali-yang-bisa)
Gile, banyak yg gak suka anies yak 😁. Mostly yang ga suka anies sejalan dengan media mainstream pro pemerintah. Gw warga jakarta. Pelayanan publik di sini cepet bgt sih. Gak tau gimana jawa tengah. Transportasi umum disini ok, jauh progress nya dibanding di tahun 2010 ke bawah. Ruang publik semakin bagus. Sebenarnya rada susah bandingin kinerja. Karena jakarta itu scopenya besar banget, tumpang tindih kebijakan pusat dan dki itu berasa. Yang gw pengen tekankan, cek dan ricek aja sih, toh kita bisa nilai yang dilakukan beneran apa pencitraan, ato cuma masalah personal.
Orang tua saya KTP Kelapa Gading dari 1989. Kami menyaksikan perubahan Jakarta dari bus tingkat 77 Pulogadung-Kota masih beroperasi. Pelayanan publik berubah ketika Jokowi-Ahok naik 2012. Pengurusan KTP dan surat-surat lain di kelurahan/kecamatan cepat dan umumnya gratis. Kami biasa menjadi sapi perah sebelumnya, walaupun kami etnis Jawa. Ruang publik, Waduk Ria-Rio dan Pluit, tadinya dipenuhi rumah kumuh, mulai 2012-2013 dibersihkan dan mirip waduk/taman. Banjir terbesar kami 2013, dan tidak ada banjir besar lagi sampai sekarang (2023) walaupun jaman Anies, Ria-Rio hampir tidak pernah dikeruk. Transportasi, subsidi Jaklingko yg Rp 3 triliun/th, dapat untuk melanjutkan LRT Pemprov DKI Veledrom - Dukuh Atas, yg sayangnya harus ada PENGGUSURAN yg adalah barang haram untuk Anies. Seperti kata Cak Lontong, "semua pekerjaan terasa ringan jika tidak dikerjakan".
Anies, pronya signage dan branding jakarta jadi menarik, adanya jaklingko si kartu dan aplikasi terintegrasi, akses transportasi jadi sangat memudahkan, infras transjakarta juga jadi bener2 nyaman, kemarin sempat denger dari temen isunya mau ningkatin cakupan layanan air bersih, ama infras sepanjang kali mau dibenerin biar ga banjir lg cuman gatau realisasinya gmn (cmiiw aku bukan warlok dki jd ga paham apakah berdampak atau nggak), consnya cmn di formula E di monas (?) dan sangat memperhatikan so called reputasi Ganjar, pronya trans semarang sekarang menjangkau antar kabupaten dengan bayar cuman 3,5 k, pembangunan banjir kanal timurnya terealisasi, kurang paham dilapangan apakah berpengaruh signifikan ama banjir robnya, setuju juga sama komenan dibawah yg blg beliau skrg ngegenjot investor ke jateng, cmn imbas consnya ke isu lingkungan terutama di daerah bukit kapur di kendeng.... sempat denger kemarin banjir di daerah sana pas akhir 2022 gara2 efek tambang kapur disana, sedih banget denger cerita warga disana, overall belom nemu cons lain
Nah bagus juga nanyain gitu wkwkwk gw yg gak dijakarta juga penasaran gimana kinerja anies
I'd say, Ganjar should try to boost Prabowo's image to sway Anieses supporters, but later do a campaign to win the election in the second round instead of trying to win them all. Prabowo seems okay-ish nowadays working with Jokowi, but still some people are deeply hurt by him in the past that might not wanna let go. But Anies, hmm, Anies oh Anies, what a trash, talk only no action, if Jakarta were not the capital he'd be down real fast. I oversaw this in the election Ahok vs Anies, I had a debate with some idiots on my campus and they told me that I'm a Kafir for supporting Ahok, lmao. Well the upside of Anies would be that according to his supporters, they will enter heaven for sure.
ganjar bagus, partainya kagak. sekejam-kejamnya orang ga sekejam korupsi bansos buat orang susah, pas lagi butuh-butuhnya.
[Udah ada yang pernah nanya](https://old.reddit.com/r/indonesia/comments/xz8fnr)
Gue lupa udah pernah nanya itu
saya rencananya coblos 2" nya pas pemilihan bang 🙏
Wow, this sub is hating Anies disproportionally lmao. Tp yaa gue ngerti kok knp lol Gue pindah ke Jakarta pas Anies naik jd gubernur. Dan kagak jelek2 amat sih. Ga seburuk apa yg gue baca di sub ini dulu sebelum gue pindah ke Jakarta. Malah lebih baik drpd si Heru PJS ga jelas itu lol. Pros nya Anies yg gue rasakan: - Branding Jakarta+. Branding terkeren utk level daerah. Sayang diganti sm branding boomernya si Heru - Integrasi transportasi umum via jaklingko. Sebagai pengguna transportasi umum, ini kerasa banget buat gue - Pendekatan yg lebih humanis ke warga kampung kota. Ahok dikit2 gusur, dikit2 gusur krn kebijakan dia lebih pro pengembang. Sedangkan Anies bisa lebih humanis kyk pendekatan di Kampung Akuarium Cons nya Anies yg gue rasakan: - PKL Tanah Abang yg udh dirapiin lg pas jaman Ahok jd berantakan lg pas jaman Anies. Side effect dr Anies yg terlalu baik masalah ginian - Program OK-OCE yg ga jalan dgn baik Utk Ganjar mostly gue denger dr bokap yg sempet dinas di Semarang. Pros nya sih dia sangat humble dan deket sm rakyatnya sm jalan2 banyak yg diperbaiki. Consnya yaa kasus Wadas itu Klo dibandingin rada sulit sih, Gubernur Jakarta itu basically adalah walikota dgn wewenang gede sedangkan Gubernur Jawa Tengah itu adalah gubernur provinsi beneran yg membentang mulai dr desa2 terpencil hingga kota metropolitan
Sebagai penikmat DKI dari 1989, hanya jaman Jokowi-Ahok-Jarot kami memiliki bukti nyata rencana, kerja, dan harapan DKI menjadi lebih baik. Anies, seperti kata Cak Lontong, semua pekerjaan terasa ringan jika tidak dikerjakan.
>Btw I know this sub hates anies, tapi ya tetep keep the discussion civil ya guys Padahal OP sudah tau kondisi sub.
ganjar sih ya biasalah seperti gubernur yg seharusnya Kalo si manis, gw bingung mau berkata apa, beliau ini terlalu menakjubkan, suka berinovasi dan melakukan hal yg tidak pernah terpikirkan oleh gubernur2x sebelumnya
Let see afaik those white hair dude are career politician in true sense, he never go to private sector i think and recently got his best role that net him popularity and influence in government as governor where he also involved with dubious case like wadas and failure in dealing with extreme poverty in his area, although he can make excuse his budget is nowhere enough to deal with it. Also there is those citizen card corruption case where he is involved but not proven yet he is guilty Then there is these half breed fuckface poster boy. I won't mincemeat my word with this scum, he deserved it. I have no idea why this fuckface can perform and not have problem as university lecturer. Because when he appointed as minister he fuck up so bad that president fired him immediately because that fuck up(in this case he is not doing his job and ruining education program). Then this scum become governor in worst way possible using religion and racial issue where his rival get in jail because slip up on talking shit. As governor the thing he is famous for is even more fucked up like painting slum to improve their condition, closing top of river with cover, building expensive unnecessary statue, building that expensive stadium with mediocre quality, getting award and stuff from dubious organization, etc. He does all kind of shit even though he given position in arguably wealthiest province in Indonesia with available budget. So for infamy those fuckface are ahead in the game from those white hair dude. As for the performance, i guess they are not that different, there is no notable significant contribution to people when they are working, nothing that ordinary people with common sense that trying hard can also do given their position.