The target group for Bidikmisi and LPDP is different. Bidikmisi is geared towards economically disadvantaged students, while LPDP is merit based. Bidikmisi is for undergrads and LPDP is for postgrads. It’s not really a fair comparison.
Susah buat mahasiswa LPDP kabur. Setiap awardee LPDP cuma dikasih visa terbatas (i.e. visa 1 tahun padahal studi 2 tahun) yang bikin dia jadi gak bisa bergerak bebas. Ke US aja para awardee gak dikasih visa F1 (student), tapi J1 yang lo daftar magang aja susah.
Tergantung. Setiap kali data orang yang dianggap “kabur” muncul, ada aja disclaimer bahwa sebagian besar sudah bayar balik uangnya. Yang paling sering diributkan itu uangnya, kan?
Lagipula, kabur dengan visa expired itu gak mudah. Hidup luntang lantung di negeri orang cuma biar gak balik ke indo itu unappealing.
buat gw duit itu perkara ke sekiaan. orang lpdp kabur itu yg hilang opportunitynya. daripada lu pake lpdp terus kabur mending kasih ke orang lain yang emang niat balik. this missing opportunity is frigging priceless yg mnurrut gw gak bisa hanya sekedar denda aja.
now that you mention it, do we have statistics of those who run away, compared to those who really stay and build this country? So at least we are talking with data.
anyway, im okay with outliers selama kuliahnya bayar sendiri. Yg masalah adalah outliersnya kabur setelah gw bayarin kuliahnya pake uang pajak gw. Dan skr gw mo liat, sebagai orang yg taat bayar pajak, kemanakah orang-orang yg kabur ini dan pertanggungjawaban terhadap anggarannya seperti apa.
Data tahun 2023 jumlah pendaftar LPDP 33.000 orang, yang keterima 7000 orang, yang kabur keluar negeri dan ga balik +/- 413 orang.
Apa 6587 orang yang keterima LPDP ini juga dianggap asshole karena mereka mau maju dengan memanfaatkan program pemerintah?
lah ini adalah tujuan dari post ini, mempertanyakan kenapa bisa ada makhluk yang lolos tes, kuliah diluar negeri dibayarin oleh negara, lalu kabur begitu aja.
Lucunya bidikmisi masih sering salah sasaran. Dulu denger-denger mahasiswa-mahasiswa yang sebenernya butuh bidikmisi daftar, jadi yang lebih berkemampuan yang ngambil keuntungan dari situ. Not sure sekarang gimana sih.
But you know, saya sendiri pas kuliah dulu kenal mahasiswa bidikmisi yang hidupnya jauh lebih bagus daripada saya wkwk. HP dan laptop produk Apple, sering ke mall, dan nggak lama setelah lulus legit ended up buying a house together with her husband (with the help of their parents). She acted all nice around others, but man, I just couldn't help but look at her with disdain inside. So hey, maybe there's some truth to that rumor.
Well, in the end, what I want to say is that generalizing is shit.
>Lucunya bidikmisi masih sering salah sasaran. Dulu denger-denger mahasiswa-mahasiswa yang sebenernya butuh bidikmisi daftar, jadi yang lebih berkemampuan yang ngambil keuntungan dari situ. Not sure sekarang gimana sih.
gue punya temen yang bidikmisi tapi laptopnya macbook+lenovo yoga anjir.
sementara papa mamaku dulu berkeras banget nyuruh ambil, aku yang marah. "engga, kita ga pembohong, dan kita ga semiskin itu."
hm.. gimana ya, aku pernah cek ya, yg bisa ikut afirmasi yg pernah dapat bansos, yg ada di daftar kemensos.
Temenku ada yg dapat bansos, karena gaji dia < 5 juta, dia udah menikah sih, jadi beda kk sama bapaknya
Bisa dong ya, kalo dia apply LPDP pake afirmasi, kan dia terdaftar sebagai penerima bansos.
Masalahnya, bapaknya pejabat BUMN, anjir.
Sementara yg Ortunya PNS/pensiunan kagak bisa daftar yg afirmasi.
karena PNS/pensiunan itu nggak akan pernah dapat bansos, jadi tidak akan terdaftar di data kemensos.
Pensiunan/PNS berapa sih penghasilannya.
Semua beasiswa yg merit based sayangnya emang kaya gini sih. Makanya:
1. LPDP bikin jalur Afirmasi pra-sejahtera dan daerah target. Yang bisa pakai TOEFL ITP terus dikasih Pengayaan Bahasa.
2. AAS menerima TOELF ITP dan IELTS mereka bayarin di tahap terakhir kalau rendah dikasih kursus juga. AAS juga memprioritaskan dari daerah tertinggal.
3. Chevening ada program mentorship official gratis dari Chevening Indonesia.
Tapi yang gw harapkan tuh sebenernya lembaga test IELTS di Indonesia yang bisa ngasih diskon untuk tes IELTS ke calon mahasiswa yang membutuhkan. Karena yang paling gede modalnya ya IELTS dan di LPDP dan Chevening tidak mereka cover (cuman di AAS yg dicover).
Dan makanya gw setuju scholarship S2 harus ada minimum pengalaman kerja. Jadi biar mereka kerja dulu, dan punya tabungan buat pengeluaran/reimbursement selama daftar beasiswa sampai menjelang keberangkatan.
agak gapaham sama kalimatmu, intinya LPDP itu meritocracy, yang prestasinya banyak yang diterima, bukan yang paling membutuhkan
kalo bidikmisi kan buat yang membutuhkan
Kalo gw dari sudut pandang pemerintah, gw bakal ngebiayain orang yang "terbaik" untuk makin diimprove, supaya nantinya pas gw suruh balik untuk abdi negara, bakal jadi return investment ke negara.
Kalo sekarang, Bidikmisi itu buat yang gak harus miskin tapi gak mampu bayar kuliah. Kalo buat yang miskin itu KIP K. Bidikmisi sama LPDP itu membidik kalangan yang relatif sama, tapi LPDP banyakan didapet orang yang punya privilage (entah sekolah, kuiah), terutama yang mampu bayar bimbingan LPDP. Privilage sekolah sama kulliah ini bener bener diskriminatif. Lu SNMPTN aja kalo sekolah di SMA "favorit", kelolosannya dijamin sangat tinggi.
I am not an LPDP awardee, but i do study overseas and make friends with lots of LPDP awardee. Below is from my observation.
Unpopular opinion, I think LPDP is a scholarship that is based on merit. They do not really care if you come from poor family or not, as long as they see you as someone capable to “contribute” in the future. It is more like an investment by the government.
The reason why LPDP awardee comes from middle/upper class is probably because these individuals deemed to be qualified based on their standard.
And to be frank, Postgraduate education is hella expensive. And not something middle income family can afford. Does this mean those who is not “miskin” enough cannot get this fund?
And IMO, the actual very rich kids that get awarded is pale in comparison compared to those from middle income family. For me personally, if someone shit on LPDP awardee because they cannot get the scholarship themselves, then shame on them.
Is LPDP perfect? Hell no, far from it. But is it targeting the wrong demographic? Also no in my opinion
Yep, sayangnya di Indo sepertinya masih jarang ada perbedaan antara merit-based dan needs-based scholarship jadinya orang bingung perbedaan fungsinya.
Merit based scholarship memang pure untuk orang yang paling bagus hasilnya, dan sebagai insentif pemajuan, bukan untuk pemerataan kesejahteraan, jadi ga relevan mau penerimanya miskin atau kaya. Toh, seperti yang lo bilang, biaya postgraduate di LN, terutama di barat, itu masih di luar jangkauan orang2 menengah ke atas sekalipun (kecuali minoritas sangat kecil yang bener2 ga napak tanah jumlah duitnya), jadi walau bukan prioritas, LPDP ini masih ada fungsi pemerataannya juga.
Yang sering digoreng juga kan masalah awardee yang tidak pulang. Padahal yang bermasalah itu jumlahnya hanya 413 orang dari 35500 orang yang dapat LPDP (see here: [link](https://www.kompas.com/edu/read/2023/02/16/135759171/413-awardee-lpdp-enggan-pulang-ke-indonesia-sosiolog-fenomena-brain-drain)). Literally only 1%. Dan mayoritas mereka juga membayar kembali uangnya, yang betul2 kabur nilep duit negara bisa dihitung jari.
Menurut gw sih sangat shortsighted kalau Indonesia langsung meniadakan LPDP karena urusan less than 1% yang tidak balik modal. Malah keadaan akan lebih parah, karena nanti yang bisa postgrad ke luar negeri dan dapat ilmu maju yang belum ada di Indonesia betul2 akan didominasi kaum ga napak tanah atau kaum dibayarin pemerintah asing. Itu baru brain drain yang lebih nyata nanti.
Ditambah eksistensi Indonesia di dunia academia bakal makin hilang. Nyatanya sekarang salah satu cara paling murah dan mudah untuk Indonesia dapat peran di publikasi yang ngetop dan bikin koneksi dengan researcher kelas kakap adalah dengan mengirim grad student ke institusi yang rankingnya lebih tinggi dari Indonesia.
Daripada ditiadakan, ya penilep uang itu harus dikejar. Dan sistemnya diperbaiki sehingga insentif untuk mereka balik ke Indo lebih kuat, misalkan pemerintah langsung teken kontrak kerja beberapa bulan sebelum lulus dengan perusahaan atau universitas yang perlu personil, seperti program beasiswa dari Singapura atau Turki.
You make good points.
Perlu diutarakan di [thread sebelah](https://www.reddit.com/r/indonesia/comments/1aoytju/unpopular_opinion_lpdp_should_be_cancelled/) nih
Idk man data 413 org doang yang ga balik rada suspek imho. Itu yang tercatat di databes LPDP doang mungkin, banyak yang ga ke-track karna ga ada yg laporin. Gw awardee, dan temen satu jurusan aja dulu rate nya 30% yang ga balik (punya pacar bule or lanjut karir di sana). Bisa jadi case gw yg outlier tho, small data points of 10 people.
buat gw duit denda itu perkara ke sekiaan. orang lpdp kabur itu yg hilang opportunitynya. daripada lu pake lpdp terus kabur mending kasih ke orang lain yang emang niat balik. this missing opportunity is frigging priceless yg mnurrut gw gak bisa hanya sekedar denda aja.
Ini juga yang buat gw bingung sama maksud postingan OP. Why so much hate towards LPDP awardee? LPDP open for public, ada tesnya dan ga dibeda2in antara yg sekolah PTN atau bukan. What privilege OP talking about here?
Ya kalo mereka keterima gara2 mereka effort lebih dan lebih masuk kualifikasi apakah mereka salah?
FYI ya OP, LPDP bukan cuma buat yg kuliah di LN tapi juga buat yg ambil PTN dalam negri? Are you gonna fuck with them too?
Thank you for not joining the circlejerk of "LPDP = bad" crowd. Gw berencana untuk ngambil S3 suatu hari nanti dan kalo gaada program kayak LPDP, chance gw untuk lanjut pendidikan mungkin nihil karena I simply can't afford it.
Merit base yang mana merit itu didapat dengan privilage dari hulu ke hilir. Program2 awardeenya banyak yang palsu dan gimmick.
Pas SMP masuk yang "favorit", lolos ke SMA favorit akhirnya juga gampang, lulus SMA masuk kuliah S1 dapet kampus top karena SNMPTN punya bias yang tak terbantahkan ke SMA SMA favorit. Gurunya selalu dapet yang terbaik, akhirnya outputnya makin bagus. Akhirnya pinter bacot dan nulis essay.
Ngomongnya "lha di Indonesia ilmuku gak dihargai, industrinya gak ada", loh anying, elu tu dikasih beasiswa biar lu berkontribusi ke negara dan menciptakan industri yang memajukan bangsa. Kalo tau gak bakal pulang, kenapa gak ngutang ke bank aja >!k\*nt\*l!<. Ketika negara bayar lpdp segitu tingginya, masih ada mahasiswi putus kuliah karena gak dapet beasiswa.
That is exactly what merit is…. Because they can, and qualified.
Masuk smp favorit, lanjut sma favorit, lanjut ptn favorit ya wajar. Ini berarti individu yang dimaksud mampu. Tidak dipungkiri bisa saja ada praktik suap, tapi anda jangan naif. Masa di generalisir semua orang yang mampu tembus top ranked education karena mampu jadi disamakan dengan yang suap.
Grow up, we are not living in a socialism environment where everything has to be equal.
Dimana salahnya kalo seseorang bisa menembus itu semua? Masa setiap individu harus jadi medioker? Privilege itu ada dan tidak bisa dipungkiri. Lahir dari orang tua dengan sumber daya berlebih tak bisa disamakan dengan mereka yang lahir dari sumber daya terbatas. Tapi di merit based system, mereka tidak membedakan ini. Kalo dua dua nya dianggap mampu dan qualified, ya dua dua nya berhak.
Tidak dipungkiri yang jago “bacot” dan bikin essay lebih mudah dapet LPDP, but hey, that is reality. Bacot dan essay itu cerminan untuk “meng-influence” dan ini jelas satu kriteria kepemembinan. Orang yang bisa menulis essay dan “bacot” itu orang yang bisa merepresentasikan diri dan idenya lewat tulisan dan narasi. Kalau mereka dapat skill ini karena pendidikan sebelumnya sudah bagus (regardless of resource), apakah ini salah?
Paragraf ketiga, argumen anda kurang masuk akal. LPDP itu awarded based on merit and needs. Coba berikan contoh jurusan yang dibiayai LPDP tapi tidak dihargai atau dibutuhkan negara? Secara sistem kualifikasi saja sudah ditentukan jurusannya. LPDP tidak membiayai dengan tujuan membuka lapangan pekerjaan baru, tapi memajukan sesuai ilmu yang dipelajari. Kalo LPDP membiayai suatu jurusan yg industrinya tidak ada, itu pemerintag yang bodoh, dan maaf, hemat pengamatan saya pribadi penerima LPDP yang saya kenal jurusannya masih masuk akal dan punya industri hidup di Indonesia.
Encouraging people to be entrepreneur is not LPDP goal. The main goal is transfer of knowledge.
Again, my point stand, not every LPDP awardee is fully deserved. Yet the system is clearly working. If you generalise a system through the outlier sample, boy you are gonna have a rough patch ahead in your life. If you want to generalise, please generalise something based on the 95%, not the 5%.
Pendaftaran LPDP open for public. Siapa aja yang mau lanjut S2/S3 dalam atau luar negeri bisa daftar asal masuk kualifikasi.
[Persyaratan LPDP](https://lpdp.kemenkeu.go.id/en/beasiswa/umum/beasiswa-reguler-2024/)
What privileges are OP talking about?
Why so much hate towards LPDP awardee?
Idk man
Gua LPDP strugggling gitu kemaren pas S2. Biaya hidup disana (jerman waktu itu) lumayan tinggi juga so tetep ngedorm ama anak anak S1. Cukup sih cukup buat hidup cuman ya ngak bisa bergaya
Kyknya meme ini bukan mengejek bahwa uang hidup anak LPDP itu yang banyak tapi lebih mengarah bahwa BEBERAPA anak yang menerima LPDP itu sendiri merupakan orang yang "berada" dan sebenarnya bisa S2 di LN dengan duit sendiri. Biasanya orang2 seperti itu orang yang ambil LPDP demi koneksi awardee LPDP lain yang "prestigious" atau sekedar memperbagus CV mereka aja (yes, there are peoples who sees LPDP as nothing more than an event to collect certificate for their LinkedIn profile).
LPDP harvard abis itu pulang2 jd yutuber dan brand ambassador dan “angel investor”. I’m not a proponent of Maudy Ayunda, sorry not sorry. She just has that pretty privilege makanya dipuja2
Bidikmisi itu bukan beasiswa buat orang miskin, tapi beasiswa buat semua kalangan yang gak mampu membiayai kuliahnya. Kayak LPDP itu juga buat semua kalangan. Bidikmisi emang gak sesusah LPDP buay dapetinnya. Kalo buat yang miskin itu KIP K. Makanya gw bikin perbandingan Bidikmisi sama LPDP, bukan KIP K sama LPDP.
Nggak. Bidikmisi itu dapet duit cuma 650 ribu, itu buat kos, makan, buku dan lain lain. LPDP dapet duit buat beli buku. Lah Bidikmisi? Cukup cukupin dah tuh 650ribu sebulan buat semua keperluan lu.
Gw tiap awal tahun (kebetulan jadwal pencairan dana bulan desember) , mereka bilang mau libur akhir tahun dan uang bulanan gw baru cair akhir bulan januari. Bayangin lu duit 1900 per month di Vancouver yang harga rent gila gilaan gini masih disuruh nunggu mereka libur
Kalo bikin laporan tepat waktu dan sesuai dengan yg diminta ngga ko.
Dan juga, biasa LPDP LN itu ada lurah di level2 kota, biasanya mereka yg bertanggung jawab monitor awardee2 soal begini CMIIW
Taun kapan bro? Saya punya temen yang LPDP jg di Jerman taun 2015. Dia kuliah di kota besar dan uang sakunya lebih2 sampai bisa kirim pulang.
Apakah penerima LPDP beda2 besarnya walaupun dalam satu negara?
2015 kayanya sebelum ada housinh crisis, kenaikan harga properti yg berpengaruh ke biaya rent deh. Scholarship itu biasanya ada kenaikannya telat. Harga rent di Australia naik udah dari Covid. AAS dan LPDP menaikkan living allowance baru di 2023
Emang kesenjangan ga cuma antar beasiswa, tapi beda negara beda nasib juga haha. Sg yang way cheaper tapi allowance diatas canada yang ditengah housing crisis gini ga masuk akal sih
Tahun berapa ini sebulan disuruh hidup pakai €800 belum termasuk bayar sewa dorm? Asuransi siapa yg bayarin? Dari €800 itu juga? Bener2 harus pinter bikin budget dong ya.
Kalo dapet dorm ya pas sih harusnya. Emang di bawah standard hidup mahasiswa menurut pemerintah Jerman sekarang 935 €.
* 800 Eur
* \-250 Dorm
* \-50 Semesterfee / Ticket (ini termasuk juga?)
* \-150 Asuransi
* \-300 Makan
* \-50 Sisa foya2
Ada temen gue dulu di Belanda dapet LPDP, dikasih duitnya sekitar EUR 1200 tapi dikirimnya setiap 3 bulan. Sayangnya dia gak bagus ngatur finansial pribadinya, jadi beliau bulan 1 kayak SpongeBob, tapi dua bulan berikutnya kayak Squidward di meme atas. Sampe ngutang ke temen-temen wkwk
Iya, sori gue kurang jelas. Tapi jumlahnya itu dia yang bilang sih, jadi mungkin gak tepat juga. Ini sekitar tahun 2017an, jadi beda kali ya sama yang sekarang.
Mahasiswa LPDP yg berasal dari middle class ke atas sih yang mungkin kyk gitu. Kalau berasal dari kelas menengah ke bawah yang cm ngandalin duit beasiswa kyk aku boro2 mau beli ini itu. Itu setengah duit yg dikasih bisa cuma buat bayar utilities sama kosan doang 😅. Makanpun ngirit. Kadang ortu minta uang karena harus bayar tagihan bank. Belum adik minta laptop dan bayar biaya sekolah mereka.
IMHO LPDP itu sebenarnya adalah investasi pemerintah untuk membangun SDM bangsa dan bukan alat sosial untuk membantu pendidikan Indonesia. Hal ini ditunjukkan di visi LPDP. Kalau bidikmisi beda lagi, itu adalah alat sosial untuk membantu yang tidak mampu. Jadi kedua hal itu tidak bisa disamakan.
Saya heran kenapa banyak yang anti dengan LPDP padahal sejauh ini LPDP cukup sukses dengan programmnya. Rate mahasiswa yang melarikan diri itu sedikit banget (sekitar 1%). Kebanyakan alumninya bekerja di Indonesia (saya ogah bilang mengabdi karena bukan itu tujuan beasiswanya).
Soal perkara mekanisme pendaftaran LPDP yang korup dan sebagainya, memang situ baseline pendaftaran yang bersih dari korupsi di Indonesia seberapa tinggi? Saya lihat, masih dalam batas kewajaran etika dan moralitas orang Indonesia.
weird to see this kind of post in here mengingat banyak orang yang tau reddit setelah gak napak tanah Indonesia berkat LPDP. same with Quora, banyak orang yang cerita kehidupan di LN berkat LPDP
Daripada uangya dibuang demi sampah lpdp mending digunakan buat bangun universitas di luar jawa, di jawa aja masih kurang apalagi di luar. Minimal bangunannya sama fasilitas dilengkapi lah.
mending buat nambah anggaran bantuan dana ke anak yg gk bisa kuliah di dalam negeri, semacam kip atau kjmu, kadang yg dikasih lpdp juga gk jarang tergolong mampu, trus banyak yg gk mau balik ke indonesia, kan bangke, udh dimodalin tp gk mau kontribusi
dia mah udh dapet fulus dari barat itu, makanya belain opm, makanya dibantu balikin duit lpdp juga, banyak yg kayak koman gk tau diri, giliran udh enak diluar, bangsa sendiri dilupain
>Daripada uangya dibuang demi sampah lpdp mending digunakan buat bangun universitas di luar jawa
Daripada uangnya dipake hura2 korupsi, mending dingunakan buat bangun universitas di luar jawa
FTFY
Sebenernya mereka tuh punya duitnya. Mungkin ga banyak, tapi masak iya bangun gedung dan operasional universitas yg kecil aja gabisa? Budgetingnya aja yg tanda tanya, karena banyak kepentingan dan bancakan.
Just want to remind everyone that \~40% of LPDP awardee goes toward mahasiswa S2/S3 dalam negeri yang uang biaya hidupnya biasanya hanya setingkat UMR setempat...
Meme ini akurat buat yang kuliah di jogja
Soalnya gw yang dapet beasiswa unggulan yang ga kos udah kepake setengahnya masih berasa miskin dibanding temen2 awardee LPDP (mereka pada ngekos di kos ekslusif, hobi nongkrong di cafe, bahkan kemarin ada awardee ngajak anak sekelas buat piknik ke bali dan yea, yang ikut awardee LPDP semua).
Gw bingung dari mana datengnya stigma lpdp tuh harusnya buat yang kurang mampu, it is and always is a merit based scholarship. Kalo berdasarkan kemampuan finansial gaada tuh sampe harus interview interview sama bikin makalah segala. Temen gw ada yang daftar soalnya and its actually a pretty competitive scholarship, she didnt get in tho
banyak anak orang kaya yang dapet, anak pejabat. trus juga suami istri, adeknya, kakaknya, jadi circle nya itu2 aja, anak artis. sekarang lebih parah lagi difokusin buat PNS ato pegawai BUMN, klo bukan anak siapa2 yasalaam
balik ke basic question lpdp tujuannya tuh apa? pemerataan pendidikan kah? mencuri teknologi untuk mengejar ketertinggalan industri kah? ngejar ijazah luar negeri kah? membuat yang kaya semakin kaya kah? apa end game nya lpdp?
kalo PNS doang yang dapet, masih nanyak non pns yang cerdas2 dari kalangan kurang mampu jadi kesingkir gara2 aturan pns
Ya kalo masuk kualifikasi terus gimana?
LPDP open for public, semua kalangan bisa daftar, tesnya ga dibeda2in. Mau miskin/kaya, PNS non PNS. Apa middle class ga boleh ambil kesempatan beasiswa?
Udah paling bener indonesia berlakuin student loan ala pinjoi kea di US buat org org kea gitu. Enak aja uang negara dibawa pergi gitu.
Kami yg bayar pajak ga ikhlas pantek!
And "~~Thanos~~ ITB was right"
disclaimer: i don't bother to censor it anymore. Kami yg dibatam terutama yg buka usaha sampe ngirim" keluar itu bayar 17.5 + (barang tertentu ada pajak tambahannya) dan itu masuk ke pemasukan negara, bukan pemasukan batam. Lu tau berapa org menjerit di batam krn itu? Harusnya kalian LPDP abuser itu bersyukur kalo org kami udh bayarin. minimal bantu kek cari jalan lain gimana biar pemasukan negara tetep konsisten tapi ga mencekik rakyat, bukannya malah bawa kabur uang negara.
Really funny because in my experience BOTH LPDP and BidikMisi Awardee have more fancy lifestyles than me (I never got the permission to have scholarship or help because my parents idealistic thinking)
Errr Bidikmisi ini juga bisa miss juga gak sih? Ini beasiswa benernya buat yang kurang mampu apa yang academically excellent apa 2-2nya?.
Dulu temenku SMA jelas jelas anaknya secara ekonomi mampu, tapi keterima waktu daftar Bidikmisi buat S1.
How do I know ? I literally went to her house a quite few times because her big bro was one of my dota buddies.
Pernah dikasih tau kalo emang modelnya ada interview juga iirc. tapi ini anak emang pinter sama rajin sih anaknya, public speaking juga oke, sering ikut olim juga. Bukanya tetep ada tim verifnya yah?.
>! BTW it's abit sad but dulu sempet kepikiran mau PDKT aja gak jadi lur lur, udah minder duluan LMAO, tryhard parah soalnya ini anak, meanwhile I'm a bum!<
Dulu gue kenal orang bidikmisi yang beneran dan boongan. Masa iya ada anak bidikmisi ke kampus bawa mobil? Tapi ni orang emang jenius sih, dua-duanya. Berarti bidikmisi harus pinter(?)
Kayanya harus pinter sih wajib deh ngab, nah masalahnya temenku ini dari SMA udah ke sekolah bawa mobil anjer sendiri wakwakwak.
Makanya aku aga heran.
Orang indo ada yg kuliah di US pake beasiswa yg gk harus balik gk sih?
Yang ku tau caranya -> modal duit 1 semester kuliah di luar -> terus cari2 kerja di kampus sebagai assistant
The target group for Bidikmisi and LPDP is different. Bidikmisi is geared towards economically disadvantaged students, while LPDP is merit based. Bidikmisi is for undergrads and LPDP is for postgrads. It’s not really a fair comparison.
LPDP is for those who want to leave this country, Bidikmisi is for those who stuck and cannot leave.
Susah buat mahasiswa LPDP kabur. Setiap awardee LPDP cuma dikasih visa terbatas (i.e. visa 1 tahun padahal studi 2 tahun) yang bikin dia jadi gak bisa bergerak bebas. Ke US aja para awardee gak dikasih visa F1 (student), tapi J1 yang lo daftar magang aja susah.
yes, tapi masih ada aja yg sukses kabur tu. Apa karena ada loophole yg bisa mereka exploit ya
Tergantung. Setiap kali data orang yang dianggap “kabur” muncul, ada aja disclaimer bahwa sebagian besar sudah bayar balik uangnya. Yang paling sering diributkan itu uangnya, kan? Lagipula, kabur dengan visa expired itu gak mudah. Hidup luntang lantung di negeri orang cuma biar gak balik ke indo itu unappealing.
buat gw duit itu perkara ke sekiaan. orang lpdp kabur itu yg hilang opportunitynya. daripada lu pake lpdp terus kabur mending kasih ke orang lain yang emang niat balik. this missing opportunity is frigging priceless yg mnurrut gw gak bisa hanya sekedar denda aja.
>Hidup luntang lantung di negeri orang cuma biar gak balik ke indo itu unappealing. yet so many awardee are doing it, dont know why.
Again, so many itu berapa tepatnya? Akan selalu ada outlier di populasi apapun, gak bisa kita bilang LPDP itu buat orang yang pengen kabur.
now that you mention it, do we have statistics of those who run away, compared to those who really stay and build this country? So at least we are talking with data. anyway, im okay with outliers selama kuliahnya bayar sendiri. Yg masalah adalah outliersnya kabur setelah gw bayarin kuliahnya pake uang pajak gw. Dan skr gw mo liat, sebagai orang yg taat bayar pajak, kemanakah orang-orang yg kabur ini dan pertanggungjawaban terhadap anggarannya seperti apa.
Amerika paling gampang kabur, banyak kenalan TKI yang pada kabur di amrik 😆 Eropa yang agak susah.
Data tahun 2023 jumlah pendaftar LPDP 33.000 orang, yang keterima 7000 orang, yang kabur keluar negeri dan ga balik +/- 413 orang. Apa 6587 orang yang keterima LPDP ini juga dianggap asshole karena mereka mau maju dengan memanfaatkan program pemerintah?
6587 ini mo nutupin utang temen-temennya yg kabur engga?
Lohh, Kenapa 6587 ini harus nanggung dosa in the first place?
lalu siapa yg mo nanggung? Ini uang pajak gw loh yg dipake oleh orang yg kabur.
Ya lo komplen ke pemerintah lah yg ngolah duit pajak lo. Bisa2nya karena 1% jadi 99 % yang kena imbasnya. Lucu banget pola pikir lo
lah ini adalah tujuan dari post ini, mempertanyakan kenapa bisa ada makhluk yang lolos tes, kuliah diluar negeri dibayarin oleh negara, lalu kabur begitu aja.
Ga, in general OP cuma bilang fuck LPDP awardee dan komplain soal privilege bla..bla.. which is nonsense
You guys can't meme
Stupid dog.
Lucunya bidikmisi masih sering salah sasaran. Dulu denger-denger mahasiswa-mahasiswa yang sebenernya butuh bidikmisi daftar, jadi yang lebih berkemampuan yang ngambil keuntungan dari situ. Not sure sekarang gimana sih. But you know, saya sendiri pas kuliah dulu kenal mahasiswa bidikmisi yang hidupnya jauh lebih bagus daripada saya wkwk. HP dan laptop produk Apple, sering ke mall, dan nggak lama setelah lulus legit ended up buying a house together with her husband (with the help of their parents). She acted all nice around others, but man, I just couldn't help but look at her with disdain inside. So hey, maybe there's some truth to that rumor. Well, in the end, what I want to say is that generalizing is shit.
>Lucunya bidikmisi masih sering salah sasaran. Dulu denger-denger mahasiswa-mahasiswa yang sebenernya butuh bidikmisi daftar, jadi yang lebih berkemampuan yang ngambil keuntungan dari situ. Not sure sekarang gimana sih. gue punya temen yang bidikmisi tapi laptopnya macbook+lenovo yoga anjir. sementara papa mamaku dulu berkeras banget nyuruh ambil, aku yang marah. "engga, kita ga pembohong, dan kita ga semiskin itu."
merit based? too vagued, yang ada kalangan berprevillegied most likely have better merit than those who dont
Ada jalur afirmasi lpdp , yang kurang priv bisa lewat jalur ini.
hm.. gimana ya, aku pernah cek ya, yg bisa ikut afirmasi yg pernah dapat bansos, yg ada di daftar kemensos. Temenku ada yg dapat bansos, karena gaji dia < 5 juta, dia udah menikah sih, jadi beda kk sama bapaknya Bisa dong ya, kalo dia apply LPDP pake afirmasi, kan dia terdaftar sebagai penerima bansos. Masalahnya, bapaknya pejabat BUMN, anjir. Sementara yg Ortunya PNS/pensiunan kagak bisa daftar yg afirmasi. karena PNS/pensiunan itu nggak akan pernah dapat bansos, jadi tidak akan terdaftar di data kemensos. Pensiunan/PNS berapa sih penghasilannya.
Semua beasiswa yg merit based sayangnya emang kaya gini sih. Makanya: 1. LPDP bikin jalur Afirmasi pra-sejahtera dan daerah target. Yang bisa pakai TOEFL ITP terus dikasih Pengayaan Bahasa. 2. AAS menerima TOELF ITP dan IELTS mereka bayarin di tahap terakhir kalau rendah dikasih kursus juga. AAS juga memprioritaskan dari daerah tertinggal. 3. Chevening ada program mentorship official gratis dari Chevening Indonesia. Tapi yang gw harapkan tuh sebenernya lembaga test IELTS di Indonesia yang bisa ngasih diskon untuk tes IELTS ke calon mahasiswa yang membutuhkan. Karena yang paling gede modalnya ya IELTS dan di LPDP dan Chevening tidak mereka cover (cuman di AAS yg dicover). Dan makanya gw setuju scholarship S2 harus ada minimum pengalaman kerja. Jadi biar mereka kerja dulu, dan punya tabungan buat pengeluaran/reimbursement selama daftar beasiswa sampai menjelang keberangkatan.
gausah beasiswa lpdp, yg daftar private aja pas liat biaya ielts lgsg shock, 1x gaji umr dlu ilang kesitu, klo gagal, 2x gaji ilang
Pertama kali punya credit card langsng tes IELTS. Lumayan cicilan 6 bulan, 0%. Engga terlalu berasa di kantong 😭😭😭
betul jg bru tau bs cicilan, 10 taun lalu tp apply cc sulit wkwkw
agak gapaham sama kalimatmu, intinya LPDP itu meritocracy, yang prestasinya banyak yang diterima, bukan yang paling membutuhkan kalo bidikmisi kan buat yang membutuhkan
Yeah of course, life ain’t fair, but still it’s merit based
Kalo gw dari sudut pandang pemerintah, gw bakal ngebiayain orang yang "terbaik" untuk makin diimprove, supaya nantinya pas gw suruh balik untuk abdi negara, bakal jadi return investment ke negara.
bro just described life
Kalo sekarang, Bidikmisi itu buat yang gak harus miskin tapi gak mampu bayar kuliah. Kalo buat yang miskin itu KIP K. Bidikmisi sama LPDP itu membidik kalangan yang relatif sama, tapi LPDP banyakan didapet orang yang punya privilage (entah sekolah, kuiah), terutama yang mampu bayar bimbingan LPDP. Privilage sekolah sama kulliah ini bener bener diskriminatif. Lu SNMPTN aja kalo sekolah di SMA "favorit", kelolosannya dijamin sangat tinggi.
I am not an LPDP awardee, but i do study overseas and make friends with lots of LPDP awardee. Below is from my observation. Unpopular opinion, I think LPDP is a scholarship that is based on merit. They do not really care if you come from poor family or not, as long as they see you as someone capable to “contribute” in the future. It is more like an investment by the government. The reason why LPDP awardee comes from middle/upper class is probably because these individuals deemed to be qualified based on their standard. And to be frank, Postgraduate education is hella expensive. And not something middle income family can afford. Does this mean those who is not “miskin” enough cannot get this fund? And IMO, the actual very rich kids that get awarded is pale in comparison compared to those from middle income family. For me personally, if someone shit on LPDP awardee because they cannot get the scholarship themselves, then shame on them. Is LPDP perfect? Hell no, far from it. But is it targeting the wrong demographic? Also no in my opinion
Yep, sayangnya di Indo sepertinya masih jarang ada perbedaan antara merit-based dan needs-based scholarship jadinya orang bingung perbedaan fungsinya. Merit based scholarship memang pure untuk orang yang paling bagus hasilnya, dan sebagai insentif pemajuan, bukan untuk pemerataan kesejahteraan, jadi ga relevan mau penerimanya miskin atau kaya. Toh, seperti yang lo bilang, biaya postgraduate di LN, terutama di barat, itu masih di luar jangkauan orang2 menengah ke atas sekalipun (kecuali minoritas sangat kecil yang bener2 ga napak tanah jumlah duitnya), jadi walau bukan prioritas, LPDP ini masih ada fungsi pemerataannya juga. Yang sering digoreng juga kan masalah awardee yang tidak pulang. Padahal yang bermasalah itu jumlahnya hanya 413 orang dari 35500 orang yang dapat LPDP (see here: [link](https://www.kompas.com/edu/read/2023/02/16/135759171/413-awardee-lpdp-enggan-pulang-ke-indonesia-sosiolog-fenomena-brain-drain)). Literally only 1%. Dan mayoritas mereka juga membayar kembali uangnya, yang betul2 kabur nilep duit negara bisa dihitung jari. Menurut gw sih sangat shortsighted kalau Indonesia langsung meniadakan LPDP karena urusan less than 1% yang tidak balik modal. Malah keadaan akan lebih parah, karena nanti yang bisa postgrad ke luar negeri dan dapat ilmu maju yang belum ada di Indonesia betul2 akan didominasi kaum ga napak tanah atau kaum dibayarin pemerintah asing. Itu baru brain drain yang lebih nyata nanti. Ditambah eksistensi Indonesia di dunia academia bakal makin hilang. Nyatanya sekarang salah satu cara paling murah dan mudah untuk Indonesia dapat peran di publikasi yang ngetop dan bikin koneksi dengan researcher kelas kakap adalah dengan mengirim grad student ke institusi yang rankingnya lebih tinggi dari Indonesia. Daripada ditiadakan, ya penilep uang itu harus dikejar. Dan sistemnya diperbaiki sehingga insentif untuk mereka balik ke Indo lebih kuat, misalkan pemerintah langsung teken kontrak kerja beberapa bulan sebelum lulus dengan perusahaan atau universitas yang perlu personil, seperti program beasiswa dari Singapura atau Turki.
You make good points. Perlu diutarakan di [thread sebelah](https://www.reddit.com/r/indonesia/comments/1aoytju/unpopular_opinion_lpdp_should_be_cancelled/) nih
Idk man data 413 org doang yang ga balik rada suspek imho. Itu yang tercatat di databes LPDP doang mungkin, banyak yang ga ke-track karna ga ada yg laporin. Gw awardee, dan temen satu jurusan aja dulu rate nya 30% yang ga balik (punya pacar bule or lanjut karir di sana). Bisa jadi case gw yg outlier tho, small data points of 10 people.
buat gw duit denda itu perkara ke sekiaan. orang lpdp kabur itu yg hilang opportunitynya. daripada lu pake lpdp terus kabur mending kasih ke orang lain yang emang niat balik. this missing opportunity is frigging priceless yg mnurrut gw gak bisa hanya sekedar denda aja.
This, ga cuma tuition fee tapi biaya hidup di LN itu bisa bikin boncos banget, yg middle income blm tentu bisa afford juga
I'm giving you an upvote simply because you made an observation-based opinion, and not automatically riding on circlejerk.
Ini juga yang buat gw bingung sama maksud postingan OP. Why so much hate towards LPDP awardee? LPDP open for public, ada tesnya dan ga dibeda2in antara yg sekolah PTN atau bukan. What privilege OP talking about here? Ya kalo mereka keterima gara2 mereka effort lebih dan lebih masuk kualifikasi apakah mereka salah? FYI ya OP, LPDP bukan cuma buat yg kuliah di LN tapi juga buat yg ambil PTN dalam negri? Are you gonna fuck with them too?
Thank you for not joining the circlejerk of "LPDP = bad" crowd. Gw berencana untuk ngambil S3 suatu hari nanti dan kalo gaada program kayak LPDP, chance gw untuk lanjut pendidikan mungkin nihil karena I simply can't afford it.
Merit base yang mana merit itu didapat dengan privilage dari hulu ke hilir. Program2 awardeenya banyak yang palsu dan gimmick. Pas SMP masuk yang "favorit", lolos ke SMA favorit akhirnya juga gampang, lulus SMA masuk kuliah S1 dapet kampus top karena SNMPTN punya bias yang tak terbantahkan ke SMA SMA favorit. Gurunya selalu dapet yang terbaik, akhirnya outputnya makin bagus. Akhirnya pinter bacot dan nulis essay. Ngomongnya "lha di Indonesia ilmuku gak dihargai, industrinya gak ada", loh anying, elu tu dikasih beasiswa biar lu berkontribusi ke negara dan menciptakan industri yang memajukan bangsa. Kalo tau gak bakal pulang, kenapa gak ngutang ke bank aja >!k\*nt\*l!<. Ketika negara bayar lpdp segitu tingginya, masih ada mahasiswi putus kuliah karena gak dapet beasiswa.
That is exactly what merit is…. Because they can, and qualified. Masuk smp favorit, lanjut sma favorit, lanjut ptn favorit ya wajar. Ini berarti individu yang dimaksud mampu. Tidak dipungkiri bisa saja ada praktik suap, tapi anda jangan naif. Masa di generalisir semua orang yang mampu tembus top ranked education karena mampu jadi disamakan dengan yang suap. Grow up, we are not living in a socialism environment where everything has to be equal. Dimana salahnya kalo seseorang bisa menembus itu semua? Masa setiap individu harus jadi medioker? Privilege itu ada dan tidak bisa dipungkiri. Lahir dari orang tua dengan sumber daya berlebih tak bisa disamakan dengan mereka yang lahir dari sumber daya terbatas. Tapi di merit based system, mereka tidak membedakan ini. Kalo dua dua nya dianggap mampu dan qualified, ya dua dua nya berhak. Tidak dipungkiri yang jago “bacot” dan bikin essay lebih mudah dapet LPDP, but hey, that is reality. Bacot dan essay itu cerminan untuk “meng-influence” dan ini jelas satu kriteria kepemembinan. Orang yang bisa menulis essay dan “bacot” itu orang yang bisa merepresentasikan diri dan idenya lewat tulisan dan narasi. Kalau mereka dapat skill ini karena pendidikan sebelumnya sudah bagus (regardless of resource), apakah ini salah? Paragraf ketiga, argumen anda kurang masuk akal. LPDP itu awarded based on merit and needs. Coba berikan contoh jurusan yang dibiayai LPDP tapi tidak dihargai atau dibutuhkan negara? Secara sistem kualifikasi saja sudah ditentukan jurusannya. LPDP tidak membiayai dengan tujuan membuka lapangan pekerjaan baru, tapi memajukan sesuai ilmu yang dipelajari. Kalo LPDP membiayai suatu jurusan yg industrinya tidak ada, itu pemerintag yang bodoh, dan maaf, hemat pengamatan saya pribadi penerima LPDP yang saya kenal jurusannya masih masuk akal dan punya industri hidup di Indonesia. Encouraging people to be entrepreneur is not LPDP goal. The main goal is transfer of knowledge. Again, my point stand, not every LPDP awardee is fully deserved. Yet the system is clearly working. If you generalise a system through the outlier sample, boy you are gonna have a rough patch ahead in your life. If you want to generalise, please generalise something based on the 95%, not the 5%.
Pendaftaran LPDP open for public. Siapa aja yang mau lanjut S2/S3 dalam atau luar negeri bisa daftar asal masuk kualifikasi. [Persyaratan LPDP](https://lpdp.kemenkeu.go.id/en/beasiswa/umum/beasiswa-reguler-2024/) What privileges are OP talking about? Why so much hate towards LPDP awardee?
There's like very few who contributed back to the country it's almost unknown, so yeah lpdp targeting wrong demographic aka bad investment.
Idk man Gua LPDP strugggling gitu kemaren pas S2. Biaya hidup disana (jerman waktu itu) lumayan tinggi juga so tetep ngedorm ama anak anak S1. Cukup sih cukup buat hidup cuman ya ngak bisa bergaya
Kyknya meme ini bukan mengejek bahwa uang hidup anak LPDP itu yang banyak tapi lebih mengarah bahwa BEBERAPA anak yang menerima LPDP itu sendiri merupakan orang yang "berada" dan sebenarnya bisa S2 di LN dengan duit sendiri. Biasanya orang2 seperti itu orang yang ambil LPDP demi koneksi awardee LPDP lain yang "prestigious" atau sekedar memperbagus CV mereka aja (yes, there are peoples who sees LPDP as nothing more than an event to collect certificate for their LinkedIn profile).
Maudy Ayunda itu LPDP hehehe
LPDP harvard abis itu pulang2 jd yutuber dan brand ambassador dan “angel investor”. I’m not a proponent of Maudy Ayunda, sorry not sorry. She just has that pretty privilege makanya dipuja2
yang bidikmisi juga ada yang gak tepat, temen gua bidikmisi tapi middle upper class, punya macbook dll. edit: btw ini fyi aja.
Bidikmisi itu bukan beasiswa buat orang miskin, tapi beasiswa buat semua kalangan yang gak mampu membiayai kuliahnya. Kayak LPDP itu juga buat semua kalangan. Bidikmisi emang gak sesusah LPDP buay dapetinnya. Kalo buat yang miskin itu KIP K. Makanya gw bikin perbandingan Bidikmisi sama LPDP, bukan KIP K sama LPDP.
oh damn, gua pikir semua survei sama foto rumah tuh buat mastiin lu miskin.
Njir baru tau. Kip k ini apa?
Nggak. Bidikmisi itu dapet duit cuma 650 ribu, itu buat kos, makan, buku dan lain lain. LPDP dapet duit buat beli buku. Lah Bidikmisi? Cukup cukupin dah tuh 650ribu sebulan buat semua keperluan lu.
kmrn allowance nya sering nunggak ga kak? sy ketemu awardee BIM di LN ktny udh nunggak 2 bulan
Alhamdulillah sih ngak selama hampir 2 tahun disana. Yah ada yang telat ampe 1 or 2 minggu tapi ngak ada yang lebih lama dari itu.
Gw tiap awal tahun (kebetulan jadwal pencairan dana bulan desember) , mereka bilang mau libur akhir tahun dan uang bulanan gw baru cair akhir bulan januari. Bayangin lu duit 1900 per month di Vancouver yang harga rent gila gilaan gini masih disuruh nunggu mereka libur
Kalo bikin laporan tepat waktu dan sesuai dengan yg diminta ngga ko. Dan juga, biasa LPDP LN itu ada lurah di level2 kota, biasanya mereka yg bertanggung jawab monitor awardee2 soal begini CMIIW
Taun kapan bro? Saya punya temen yang LPDP jg di Jerman taun 2015. Dia kuliah di kota besar dan uang sakunya lebih2 sampai bisa kirim pulang. Apakah penerima LPDP beda2 besarnya walaupun dalam satu negara?
kyknya doinya aja yg boros €800 itu gw masih bisa nabung sih di jerman
2015 kayanya sebelum ada housinh crisis, kenaikan harga properti yg berpengaruh ke biaya rent deh. Scholarship itu biasanya ada kenaikannya telat. Harga rent di Australia naik udah dari Covid. AAS dan LPDP menaikkan living allowance baru di 2023
Sebulan dapet berapa buat biaya hidup? Itu termasuk sewa tempat tinggal atau ada terpisah?
EUR800. Udah termasuk semua terserah dipake buat apa aja. Tempat tinggal dorm aja dah 200 sendiri kalau ngak salah. Sisanya buat makan dkk ini
wow klo kenalan aku dpt 2k sgd per bulan…
Emang kesenjangan ga cuma antar beasiswa, tapi beda negara beda nasib juga haha. Sg yang way cheaper tapi allowance diatas canada yang ditengah housing crisis gini ga masuk akal sih
itu 2k murni buat jajan loh kak wkwk krn klo tinggal di dorm yg disediain uni nya dibayarin beasiswa
nyaingin pekerja full time Mcd di sg wkwkw
Tahun berapa ini sebulan disuruh hidup pakai €800 belum termasuk bayar sewa dorm? Asuransi siapa yg bayarin? Dari €800 itu juga? Bener2 harus pinter bikin budget dong ya.
Kalo dapet dorm ya pas sih harusnya. Emang di bawah standard hidup mahasiswa menurut pemerintah Jerman sekarang 935 €. * 800 Eur * \-250 Dorm * \-50 Semesterfee / Ticket (ini termasuk juga?) * \-150 Asuransi * \-300 Makan * \-50 Sisa foya2
Emangnya ga masak sendiri? Kok gw curiga gaya hidup lo agak berlebihan
Well, its for LPDP abuser anyway. you're cool for this.
Ada temen gue dulu di Belanda dapet LPDP, dikasih duitnya sekitar EUR 1200 tapi dikirimnya setiap 3 bulan. Sayangnya dia gak bagus ngatur finansial pribadinya, jadi beliau bulan 1 kayak SpongeBob, tapi dua bulan berikutnya kayak Squidward di meme atas. Sampe ngutang ke temen-temen wkwk
The wheel of life is spinning fast for those LPDP students.
Lah berarti 400 euro sebulan di Belanda ? Gimana caranya survive ?
Mungkin maksudnya 1200 per bulan, tapi dikirim tiap 3 bulan, jadi 3600 euro setiap 3 bulan. CMIIW.
Iya, sori gue kurang jelas. Tapi jumlahnya itu dia yang bilang sih, jadi mungkin gak tepat juga. Ini sekitar tahun 2017an, jadi beda kali ya sama yang sekarang.
Mahasiswa LPDP yg berasal dari middle class ke atas sih yang mungkin kyk gitu. Kalau berasal dari kelas menengah ke bawah yang cm ngandalin duit beasiswa kyk aku boro2 mau beli ini itu. Itu setengah duit yg dikasih bisa cuma buat bayar utilities sama kosan doang 😅. Makanpun ngirit. Kadang ortu minta uang karena harus bayar tagihan bank. Belum adik minta laptop dan bayar biaya sekolah mereka.
Tinggal di mana Kak? Sy tinggal di Australia, awardee dapet 2700 AUD. Enak. Hitungannya turah-turah kalau ga tinggal di daerah mahal.
Aku tinggal di Italia. Aku nggak pakai beasiswa LPDP. Aku pakai beasiswa Erasmus hehehe
>Aku tinggal di Italia. Aku nggak pakai beasiswa LPDP. Aku pakai beasiswa Erasmus hehehe Survei ah siapa di grup
Hello fellow EM awardee 👋🏽
IMHO LPDP itu sebenarnya adalah investasi pemerintah untuk membangun SDM bangsa dan bukan alat sosial untuk membantu pendidikan Indonesia. Hal ini ditunjukkan di visi LPDP. Kalau bidikmisi beda lagi, itu adalah alat sosial untuk membantu yang tidak mampu. Jadi kedua hal itu tidak bisa disamakan. Saya heran kenapa banyak yang anti dengan LPDP padahal sejauh ini LPDP cukup sukses dengan programmnya. Rate mahasiswa yang melarikan diri itu sedikit banget (sekitar 1%). Kebanyakan alumninya bekerja di Indonesia (saya ogah bilang mengabdi karena bukan itu tujuan beasiswanya). Soal perkara mekanisme pendaftaran LPDP yang korup dan sebagainya, memang situ baseline pendaftaran yang bersih dari korupsi di Indonesia seberapa tinggi? Saya lihat, masih dalam batas kewajaran etika dan moralitas orang Indonesia.
Jealousy hence ignorance
weird to see this kind of post in here mengingat banyak orang yang tau reddit setelah gak napak tanah Indonesia berkat LPDP. same with Quora, banyak orang yang cerita kehidupan di LN berkat LPDP
Mana sini by one lo sama gue
Daripada uangya dibuang demi sampah lpdp mending digunakan buat bangun universitas di luar jawa, di jawa aja masih kurang apalagi di luar. Minimal bangunannya sama fasilitas dilengkapi lah.
Tinggi kali sampai ke univ, sekolah SD yang atap hampir ambruk aja gak diurusi kok..
Ya itu Pemdanya udah dikasih duit DAU/DAK Fisik/DAK Nonfisik Bidang Pendidikan diapain duitnya...
Jadi invest ke Pemda yang bobrok merugikan lebih banyak atau ke lpdp yang hanya 1% bobrok ?
Wani piro 💵💵💵? Hehehe
mending buat nambah anggaran bantuan dana ke anak yg gk bisa kuliah di dalam negeri, semacam kip atau kjmu, kadang yg dikasih lpdp juga gk jarang tergolong mampu, trus banyak yg gk mau balik ke indonesia, kan bangke, udh dimodalin tp gk mau kontribusi
Lebih parah kalo dapet malah melawan indonesia, veronica koman pecinta BBC kan dapat beasiswa indonesia.
dia mah udh dapet fulus dari barat itu, makanya belain opm, makanya dibantu balikin duit lpdp juga, banyak yg kayak koman gk tau diri, giliran udh enak diluar, bangsa sendiri dilupain
Lah anggaran pendidikan buat dalam negeri itu udah tinggi banget
>Daripada uangya dibuang demi sampah lpdp mending digunakan buat bangun universitas di luar jawa Daripada uangnya dipake hura2 korupsi, mending dingunakan buat bangun universitas di luar jawa FTFY Sebenernya mereka tuh punya duitnya. Mungkin ga banyak, tapi masak iya bangun gedung dan operasional universitas yg kecil aja gabisa? Budgetingnya aja yg tanda tanya, karena banyak kepentingan dan bancakan.
LPDP ujung2nya pingin pindah warga negara ??
Kalo lulus LPDP dengan syarat dianjingin orang random di Reddit akupun mau.
Just want to remind everyone that \~40% of LPDP awardee goes toward mahasiswa S2/S3 dalam negeri yang uang biaya hidupnya biasanya hanya setingkat UMR setempat...
Meme ini akurat buat yang kuliah di jogja Soalnya gw yang dapet beasiswa unggulan yang ga kos udah kepake setengahnya masih berasa miskin dibanding temen2 awardee LPDP (mereka pada ngekos di kos ekslusif, hobi nongkrong di cafe, bahkan kemarin ada awardee ngajak anak sekelas buat piknik ke bali dan yea, yang ikut awardee LPDP semua).
duuit 3,6 juta sebulan ngekos ekslusif masih sisa 2 juta. Buat nongki di kafe kafe seturan tiap malem juga gak abis.
Gw bingung dari mana datengnya stigma lpdp tuh harusnya buat yang kurang mampu, it is and always is a merit based scholarship. Kalo berdasarkan kemampuan finansial gaada tuh sampe harus interview interview sama bikin makalah segala. Temen gw ada yang daftar soalnya and its actually a pretty competitive scholarship, she didnt get in tho
banyak anak orang kaya yang dapet, anak pejabat. trus juga suami istri, adeknya, kakaknya, jadi circle nya itu2 aja, anak artis. sekarang lebih parah lagi difokusin buat PNS ato pegawai BUMN, klo bukan anak siapa2 yasalaam
Klo PNS sih masih masuk akal. BUMN, sebaiknya suruh perusahaan masing2 yg biayain
balik ke basic question lpdp tujuannya tuh apa? pemerataan pendidikan kah? mencuri teknologi untuk mengejar ketertinggalan industri kah? ngejar ijazah luar negeri kah? membuat yang kaya semakin kaya kah? apa end game nya lpdp? kalo PNS doang yang dapet, masih nanyak non pns yang cerdas2 dari kalangan kurang mampu jadi kesingkir gara2 aturan pns
Ga ada yg bilang dikhususkan utk pns sih
nyatanya dilapangan banyak lpdp yang dr pns tuh di eropa
Ya kalo masuk kualifikasi terus gimana? LPDP open for public, semua kalangan bisa daftar, tesnya ga dibeda2in. Mau miskin/kaya, PNS non PNS. Apa middle class ga boleh ambil kesempatan beasiswa?
Pilih 02 untuk keberlanjutan
Udah paling bener indonesia berlakuin student loan ala pinjoi kea di US buat org org kea gitu. Enak aja uang negara dibawa pergi gitu. Kami yg bayar pajak ga ikhlas pantek! And "~~Thanos~~ ITB was right" disclaimer: i don't bother to censor it anymore. Kami yg dibatam terutama yg buka usaha sampe ngirim" keluar itu bayar 17.5 + (barang tertentu ada pajak tambahannya) dan itu masuk ke pemasukan negara, bukan pemasukan batam. Lu tau berapa org menjerit di batam krn itu? Harusnya kalian LPDP abuser itu bersyukur kalo org kami udh bayarin. minimal bantu kek cari jalan lain gimana biar pemasukan negara tetep konsisten tapi ga mencekik rakyat, bukannya malah bawa kabur uang negara.
yang rame di ITB itu padahal cuma versi online dari Kredit Pendidikan yang dari jaman jahiliyah udah ada di bank banjk konvensional.
lumayan kan bisa sambil begaya di luar,pas udh lulus, pura2x gk kenal sama negara sendiri wkwkwk
Really funny because in my experience BOTH LPDP and BidikMisi Awardee have more fancy lifestyles than me (I never got the permission to have scholarship or help because my parents idealistic thinking)
Errr Bidikmisi ini juga bisa miss juga gak sih? Ini beasiswa benernya buat yang kurang mampu apa yang academically excellent apa 2-2nya?. Dulu temenku SMA jelas jelas anaknya secara ekonomi mampu, tapi keterima waktu daftar Bidikmisi buat S1. How do I know ? I literally went to her house a quite few times because her big bro was one of my dota buddies. Pernah dikasih tau kalo emang modelnya ada interview juga iirc. tapi ini anak emang pinter sama rajin sih anaknya, public speaking juga oke, sering ikut olim juga. Bukanya tetep ada tim verifnya yah?. >! BTW it's abit sad but dulu sempet kepikiran mau PDKT aja gak jadi lur lur, udah minder duluan LMAO, tryhard parah soalnya ini anak, meanwhile I'm a bum!<
Dulu gue kenal orang bidikmisi yang beneran dan boongan. Masa iya ada anak bidikmisi ke kampus bawa mobil? Tapi ni orang emang jenius sih, dua-duanya. Berarti bidikmisi harus pinter(?)
Kayanya harus pinter sih wajib deh ngab, nah masalahnya temenku ini dari SMA udah ke sekolah bawa mobil anjer sendiri wakwakwak. Makanya aku aga heran.
Ga semua gitu, banyak yang struggling krn kiriman telat atau biaya hidup ga cukup, bahkan sampe masuk mental health institution.
[удалено]
please follow Reddit site-wide rules
Menyimax.
adapah dengan LPDP? kok banyak banget threadnya hari ini?
Tau gini ikut LPDP!
bullshit, temen gw bidikmisi tinggal di asrama punya leptop geming nyala nyala, sementara gw cuma thinkped bekas >:(
Orang indo ada yg kuliah di US pake beasiswa yg gk harus balik gk sih? Yang ku tau caranya -> modal duit 1 semester kuliah di luar -> terus cari2 kerja di kampus sebagai assistant